Showing posts with label story. Show all posts
Showing posts with label story. Show all posts

Monday, 19 August 2013

It's Complicated Part 2 (Monster Band)



Part. 2 (Monster Band)

Randy menelusuri jalannya dengan langkah santai. Dia memang pulang lebih lambat dari biasanya hari ini. Berlatih bersama rekan personil band-nya cukup membuatnya sedikit lelah, ditambah lagi diskusi di akhir latihan membuat pikirannya bergelut. Sekarang Ia telah hampir sampai menuju mobilnya. Seseorang memanggil namanya, itu teman satu band-nya.

“Ran, gue numpang ya! Hehe” Cengir Ray sang bassis menghampiri Randy.

“Ya elah. Mobil lo kemana emang?” Kata Randy ketus sambil menyandarkan dirinya ke mobil. Ray sudah biasa mengalami ekspresi ini jika berada di sekitar Randy atau Stevan. Yap, band mereka sendiri terdiri dari 5 personil yang beranggotakan Randy sebagai vokalis, Stevan sebagai gitaris, Ray sebagai bassis, Yosef sebagai pianis, dan drumernya adalah Gio. Sebuah band yang nyaris sempurna dengan keberadaan anggota – anggotanya. Jangankan masalah tampang dan kekayaan, selain kesempurnaan fisik dan material itu mereka juga memiliki kekuatan dalam bertarung. Hingga saat ini belum ada ‘preman – preman’ sekolah lain yang bisa mengalahkan mereka berlima. Ya kadang mereka tidak hanya berlima, dibantu juga dengan konco – konco yang selalu ada kapanpun mereka butuhkan. Tapi intinya mereka berlima tetaplah yang terkuat.

Ray menyengir lagi. Randy melongo, apa – apaan temannya ini. Bukannya mejawab pertanyaannya malah nyengir tak karuan. Ia merasa waktunya jadi terbuang karna Ray, bukannya apa, tapi Ia butuh istirahat sekarang ini.

“Lo ini numpang gue karna kere, atau karna mobil lo hilang diculik Gio lagi?” Kata Randy. Ray menyengir lagi. Temannya yang satu ini memang selalu ceria, kadang – kadang bisa jadi dungu juga. Tapi jangan sampai membuatnya marah, satu gedung bakal hancur karnanya. Itulah yang membuat pria – pria lain enggan berurusan dengannya. Selain kekuatannya yang bisa diandalkan, dia juga anak konglomerat yang pada hakikatnya semua hal bisa diatur dengan kekayaannya. Tapi Ray bukanlah orang yang suka membuang harta hanya untuk masalah tidak penting, Ia lebih suka berupaya dengan hasil keringatnya sendiri. Sekalipun itu dengan kekuatan bertarung yang dielu - elukannya

“Mobil gue bukan diculik Gio, tapi diculik Stevan. Gue numpang ya. Kita kan searah!” Seru Ray. Lagi – lagi Randy melongo.

“Apa? Stevan? Tumben bener tuh anak.” Gumam Randy tak percaya. Ray menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung juga menjelaskan seperti apa, soalnya dia juga tak mengerti.

“Gue juga ga tau. Gue pikir Gio yang nyolong kunci mobil gue. Eh pas gue maki – maki Gio yang bawa kabur mobil gue di parkiran Gio nya sendiri noyor kepala gue dari belakang. Trus bilangnya gini nih ‘lo pikir gue cowok apaan suka nyolong mobil orang sehari, asal lo tau itu tuh Stevan yang bawa kabur mobil lo’. Gue jadi ngelongo sendiri. Ngelongo karna Gio ngomong sok ga pernah bersalah gitu dan ngelongo karna ternyata yang bawa kabur mobil gue si Stevan.” Cerocos Ray sembari meniru gaya sok keren sohibnya yang bernama Gio itu. Randy tertawa.

“Haha. Parah bener dah tuh anak. Padahal yang suka bawa kabur mobil lo kan dia sendiri. Sok ga bersalah lagi tuh anak. Trus lo kenapa ga numpang Gio, bego.” Ucap Randy sambil menoyor kepala salah satu sohibnya itu.

“Maunya juga gitu. Tapi pas gue minta numpang, dia malah ngusir gue karna rumah gue dan rumah dia beda arah katanya. Coba aja tadi gue pake kekuatan level 10 gue. Mampus tuh anak. Kalau kali ini ga ada juga yang mau nganterin gue pulang, habis bener – bener dah tuh orang malam ini.” Sungutnya bermaksud menyindir makhluk yang ada dihadapannya.  Randy melanjutkan tawa. Ngeri membayangkan Ray menghabisi dirinya malam ini. Dan esok hari gambar jasadnya bisa dilihat di koran – koran dengan kondisi menggenaskan.

“Hahaha. Gue antar deh. Serem juga gue sama lo. Bisa – bisa dimutilasi juga gue.” Kata Randy kemudian memasuki mobilnya diikuti Ray yang nyengir penuh kemenangan. Ada untungnya juga dia punya kelebihan dalam kekuatan dan bertarung.
***
Stevan tertawa renyah. Menertawai kegilaannya sendiri di dalam mobil yang Ia colong dari Ray. Tentu saja Ia akan mengembalikannya besok disekolah. Jika orang – orang bertanya sejak kapan Stevan memiliki kegilaan seperti ini, jawabannya adalah sejak hatinya digores oleh gadisnya itu. Siapa lagi jika bukan Bella? Ya, karna dialah yang menggores luka dihati Stevan. Perkataan Bella di kelas siang kemarin membuat hatinya sakit. Awalnya Stevan hanya ingin mencoba sesuatu yang gila untuk menghilangkan lukanya ini. Tetapi Ia tak tau apa hal gila itu. Yosef, salah satu sohibnya menyarankan kegilaan ini. Menculik mobil si kekuatan super seperti yang sering dilakukan Gio katanya. Kegilaan sederhana yang membuat Stevan ingin mencobanya. Bukannya apa, dia hanya ingin melihat wajah kejam Ray mendatanginya besok yang seakan – akan ingin membunuhnya. Ia tertawa lagi. Jika Ia sesekali dihabisi Ray, mungkin sakit dihatinya akan hilang. Dasar pemuda sinting.
Ponsel Stevan berdering. Sebuah pesan singkat memasuki ponselnya. Stevan segera meraih ponselnya. Ia tertawa lagi setelah membaca pesan singkat yang dikirimkan Ray untuknya.

Kembaliin mobil gue besok, atau jenasah menggenaskan lo bakal tertampang dihalaman utama koran – koran besok!!!
From: Monster Ray

Merinding juga Stevan membaca pesan sohib satu band-nya itu. Bagaimana jadinya ya kalau yang dikatakan Ray itu jadi kenyataan. Stevan malah tersenyum miring seraya membalas pesan itu.

Iye, suparman. Gue bakal kembaliin mobil lo dengan utuh besok. Kalau perlu dengan bonus barbie didalamnya.
To: Monster Ray

Stevan hendak melempar ponselnya ke kursi disebelahnya sebelum ada pesan lagi yang masuk. Cepat juga Ray membalas pesannya, batin Stevan.

Stevan mengerutkan dahinya setelah melihat siapa yang mengirim pesan. Jantungnya berdetak lebih kencang hingga tangannya tak sabar untuk membuka pesan itu.

Thursday, 4 July 2013

tHe_Nemo Production Present: 5 BINTANG



5 BINTANG

Impian adalah suatu hal yang ingin kita gapai. Impian hadir ketika jalan pikiran kita terbuka untuk suatu hal yang positif, dan mutlaknya kita pasti selalu ingin menggapai impian itu. Impian bersinar seperti bintang ketika kelam mengelilinginya. Kalian tau? Bintang kami berdekatan, meskipun berbeda walau serupa. Ketika semesta impian mempertemukan kami, disinilah awal mula persahabatan kami dimulai….

Matahari bersinar lagi, Ia memang tak pernah terlambat untuk hadir. Sama seperti waktu. Atau memang matahari-lah waktunya. Sinar kuning keemasan dari sang raja cahaya itu menerangi Don Bosco High School dengan cerah. Don Bosco High School yang notabenenya adalah SMA Don Bosco, sekolah tingkat menengah atas yang dikelilingi warna hijau disana sini pagi ini tampak lebih ceria. Murid - murid berseragam putih abu – abu berdatangan dengan wajah ceria yang semakin membuat sekolah ini terasa lebih beraura semangat. Jika kita memasuki gerbang yang langsung menuju koridor perbatasan kelas 10C dan 10D, kita bisa melihat banyak murid berlalu lalang. Ada yang datang dan pergi. Dikoridor itu juga tampak seorang siswa yang juga berseragam putih abu – abu sedang bersandar dengan santainya di mading samping koridor. Sepertinya sedang menunggu seseorang.

“Hoi fey, ngapain lo disini?” Sambar seorang gadis berambut panjang dan lurus tiba – tiba. Fey, alias Felik Yudha yang disambar menampakan muka sok kerennya setelah agak dikagetin dengan kedatangan gadis itu.

“Hehe. Aku kan nunggu kamu.” Ucap Fey nyengir. Gadis itu mengerutkan alisnya. Ia tau sifat temannya yang satu ini.

“Jangan bohong lo. Lo nunggu gebetan baru kan? Hayo ngaku deh?!” Goda gadis itu agar Fey mau mengaku.

“Iya... Kan kamu gebetan barunya, Sis. Hehehe” Goda Fey balik masih dengan cengirannya.

“Ah, dasar lo Fey. Tetap aja nggak mau ngaku. Yaudah, gue ke kelas dulu. Lima belas menit lagi masuk nih. Selamat menunggu.” Ucap gadis yang bernama Siska itu langsung melengos pergi ke kelasnya 12 IPA. Fey masih tetap nyengir sambil meneriakkan candaan yang dihiraukan Siska. Memang sudah takdirnya memiliki hobi menjaili orang – orang, gak bisa diam, dan tentunya suka menggoda teman – temannya.

***

Sementara itu, di depan kelas 12 IPA, gadis yang berambut tomboy sedang bertingkah dengan gaya cengar cengirnya.

“Bentar lagi masuk woi!! Masuk masuk!” Teriak gadis itu kepada murid – murid yang masih berlalu lalang di depan koridor kelas 12 IPA, ada juga siswa siswi yang masih memarkirkan motornya di halaman depan kelas 12. Sehingga murid – murid yang masih berlalu lalang itu segera bergegas menuju kelas masing – masing. Semenit kemudian bel masuk pun berbunyi.

“Hampir terlambat. Hahahaa” Kata seorang siswa dengan rambut ikal yang baru datang tepat 10 detik setelah bel berbunyi. Ya tetap saja namanya terlambat kan. Tetapi karena guru belum masuk, maka siswa itu selamat dari hukuman. Apalagi setelah ini pelajaran matematika.

“Cepetan masuk woy Marcel! Mumpung Bu Imel belum datang.” Teriak gadis berambut pendek itu.

“Iya iya, Neva. Ini juga udah mau masuk gue.” Kata Marcel kepada gadis berambut pendek yang bernama Neva itu. Lalu mereka berdua memasuki kelas.

“Hoy, hoy. PR yang nomer ini lo udah belum?” Kata Marcel setelah duduk dikursinya sambil seenaknya mencolek – colek bahu gadis berambut panjang yang duduk di depannya –tepatnya diserong kiri depannya-. Si gadis yang merasa dipanggil menoleh.

“Belum..yang ini susah tau. Gue ga dapet hasilnya.” Jawab gadis itu.

“Biarin aja ga usah dikerjain. Ga dapet seratus juga ga apa, yang penting kan udah dikerjakan. Hehehe.” Kata Neva yang duduk disamping Marcel nyengir. Si gadis yang berada tepat didepannya ikutan nyengir.

“Iya juga. Kalau yang ini sama ga hasilnya, Dev?” Tanya Marcel kepada gadis berambut panjang yang ternyata bernama Devi itu.

“Iya, sama kok.” Jawab Devi. Neva yang sedang memandang pintu langsung menggoyang – goyangkan pundak Devi. Devi mengerutkan dahi tidak mengerti. Kalau dikomik – komik, biasanya muncul 4 siku – siku dikening. Tidak jelas.

“Ibu – ibu.” Kata Neva. Devi yang agak lambat reaksinya, beberapa detik kemudian baru berbalik badan.

“Siap.” Kata ketua kelas. Semua siswa siswi 12 IPA berdiri.

“Selamat pagi, bu..” Ucap 12 IPA serentak.

“Ya, selamat pagi….”

Monday, 1 July 2013

Cerbung: It's Complicated Part 1 (Teman)

Guys, kali ini saya datang membawa sebuah cerbung baru! Ini bab pertama dan saya butuh komentar dari kalian semua untuk kelanjutan cerbung ini. Semoga masih ada yang berminat membaca di blog saya ya. Baiklah, selamat membaca.... :)

“It’s Complicated”

Cinta, suatu hal yang takkan bisa terlepas dari sebuah aspek kehidupan. Beberapa orang bahkan menggantungkan hidupnya pada sebuah cinta. Dan sebagai akibatnya, hidup yang seharusnya sederhana justu menjadi rumit. Sangat rumit.
Ketika kita dihadapkan pada banyak pilihan cinta, justru hanya satu yang dapat menggoncang hati kita. Kerumitan yang dapat disebabkan cinta tidak hanya sampai disitu. Kita bahkan dapat menjadi gila dan membuat hidup seolah – seolah rumit hanya karna satu hal itu. Cinta.
Awan putih yang bergantung – gantung dilangit itu seperti cinta. Bentuknya rumit, abstrak. Tetapi… Proses terjadinya awan bahkan begitu sederhana, bagaimana caranya Ia berbentuk seperti itu juga bisa kita uraikan dalam logika sederhana. Satu kata sederhana untuk awan itu. Sebuah kata yang mewakili definisi cinta, tetapi mengapa kita menjalaninya begitu rumit? Ketika kita ditubruk dengan masalah hati, misalnya ketika kita begitu mencintainya namun tidak begitu dengannya. Apakah kamu masih merasa bahagia jatuh cinta? Apakah semudah itu kamu melupakannya? Jawabannya TIDAK. Bahkan jika kita dihadapkan dengan cinta yang jauh lebih baik, kamu bahkan tak bisa melupakannya walau sedetik saja. Kenyataan cinta memang begitu miris jika kita sandingkan dengan logika pintar kita. Walau begitu, kita tak bisa mengelaknya. Takkan bisa. Untuk menghapusnya saja, kita harus menunggu waktu yang menjawabnya.

***
Part 1. (Teman)

Bella mengetuk - ngetukkan kakinya pelan mengikuti suara musik yang terdengar dari benda ajaib bernama earphone. Mendengarkan lagu bersemangat sambil membaca novel bergenre adventure merupakan pilihan yang paling bagus pada saat istirahat berlangsung. Sekedar membuang kebosanan karna semenjak sebulan Ia berada di SMA ini belum ada teman yang bisa Ia gandeng kemana – mana. Bukan, bukan karna Ia terlalu kuper atau orang – orang menjauhinya karna Ia adalah seorang gadis yang buruk rupa. Bahkan wajahnya yang manis itu sanggup membuat semua pria yang ada di sekolah ini mengejarnya. Tapi justru itulah masalahnya. Bersamaan dengan insiden itu, para wanita malah menjauh darinya. Sebagian besar menganggapnya perebut cowok orang dan sebagainya. Hilanglah sudah khayalan Bella untuk mendapat teman – teman baru yang seru. Tapi itu juga tak jadi masalah berat buatnya. Bukan karna Ia kebal dengan keadaan seperti ini. Tapi karna Ia berkomitmen untuk mampu menahan rasa sakit ini sementara. Ya, sementara sampai Ia lulus dari sekolah ini. Ada bagusnya juga Ia pindah ke sekolah ini pada saat Ia menduduki kelas 12.
Bella sudah membaca novelnya hingga seperempat dari halaman keseluruhan, kemudian Ia mengalihkan pandangannya ke sekitar isi kelas sekedar mengecek apakah Ia sudah sendirian di kelas. Nyatanya Ia belum sendiri. Cowok itu masih ada di kelas, ya selalu seperti itu. Bella bahkan pernah mendengar tanpa bermaksud menguping dari pembicaraan segerombolan wanita dikelas bahwa cowok yang bernama Stevan itu sekarang lebih sering diam di kelas pada saat istirahat semenjak ada si cewek baru. Ya tak perlu otak jenius untuk menerjemahkan si cewek baru itu siapa, karna di sekolah ini setau Bella hanya Ia lah anak baru yang pindah ke sekolah ini pada tahun ini. Berlanjut ke pembicaraan cewek – cewek itu, mereka juga menyinggung – nyinggung mengapa si pangeran sekolah yang nyaris perfect itu juga ikut – ikutan naksir si cewek baru. Padahal selama ini si pangeran menggandeng cewek saja jarang, bahkan nyaris tak pernah. Jika pernah itupun bersama si artis sekolah yang namanya Prissa dan tidak berlangsung lama. Bella mendengar lagi bahwa mereka selalu menggerutu seperti ini ‘Apa sih bagusnya si Bella, bukannya kita – kita jauh lebih baik ya. Bakalan diatas angin ntar tuh anak’.
Hah memangnya mereka tau apa tentang gue. Seenaknya judge orang sembarangan, emangnya pernah kenal sama gue. Gerutu Bella dalam hati. Lagipula gue gak pernah suka sama si pangeran sekolah itu, gue kesini untuk sekolah kale. Lanjutnya walau masih dalam hati.
Tanpa bermaksud untuk kepedean, Bella memang mengakui pernyataan mengenai hasil observasi cewek – cewek itu mengenai si pangeran sekolah yang selalu berada di kelas pada saat istirahat. Bahkan si Steven atau siapalah itu tak sungkan – sungkan untuk berpindah tempat duduk di sebrang mejanya. Setelah sebelumnya Ia duduk di barisan depan. Memang sih Ia selalu membaca sebuah komik anime buatan Jepang itu. Tapi entahlah apa yang dipikirnya pemuda itu, batin Bella.
Bella juga mengakui bahwa pemuda itu memang tampan, keren dan otaknya tak diragukan lagi. Karna setaunya di kelas Ia sering disuruh untuk mengerjakan soal – soal oleh Guru dan hasilnya slalu benar. Tapi Bella tak pernah tuh merasa hatinya bergemuruh ketika melihatnya.
Ah, daripada Ia pusing – pusing memikirkan hal yang kurang penting itu, lebih baik Ia kembali membaca novelnya.
Sebenarnya tanpa Bella tau, hati Stevan bergejolak dan berpesta kala Bella meliriknya diam – diam. Sudah 15 kali Ia menghitung lirikan Bella itu. Tak sia – sia Ia mengorbankan waktu istirahatnya hanya untuk melihat wajah dan ekspresi gadis manisnya itu. Persetan dengan gosipan cewek – cewek yang merupakan fangirlnya yang selalu ikut campur dengan kehidupannya itu. Mereka memang selalu begitu. Yang penting Ia merasa bahagia menemukan perasaan ini, batinnya sambil tersenyum. Harus Ia akui, gadis bernama Bella itu berhasil merebut cintanya. Cinta pertamanya.

Sunday, 1 May 2011

Peri Hujan (Cerpen)

Sebuah cerpen yang udah lama aku bikin, cuman baru dipost sekarang..
Mengisahkan tentang seorang gadis yang teramat menyukai hujan. Hingga cintanya bersemi juga dibawah hujan. *soksweetnihauthor #lempargula #nahlo
Bisa dikatakan ini sebuah fanfict ICIL dengan pairing YoShill (Rio-Shilla). Oke, check it out..

"Peri Hujan"

Rintik rintik hujan yang kini membasahi bumi seakan merenggut perhatian sesosok gadis manis yang kini tengah menatap sang hujan. Matanya yang bening seakan beharap hujan ini takkan berhenti. Harapan yang seolah bahwa ia tak ingin ditinggalkan. Senyumnya hadir dalam bias bias cahaya lampu kamarnya.

Kepalanya menengadah ke atas. Memandang awan yang lembut, sambil memperhatikan ribuan tetesan air hujan yang jatuh membasahi bumi. Rambutnya yang terurai panjang menggambarkan bahwa ia adalah gadis yang anggun. Jarang sekali ada orang yang menyukai hujan. Tapi gadis ini malah menyukai hujan. Ia senang dan merasa tenang bila hujan turun.

Gadis itu memancarkan senyumnya dibalik jendela kamarnya. Ia berbalik dan mengambil handphonenya. Wajahnya seperti mengharapkan sesuatu. Ia membuka handphonenya. Wajahnya yang tadinya dihiasi senyumnya yang lembut sekarang berubah menjadi murung. Bak awan putih yang tiba - tiba berganti menjadi mendung.

Ia menghela nafas. Dan memainkan handphone itu. Diputarnya handphone itu. Sambil sesekali ia memandang handphone itu kembali. Seperti ada yang ditunggunya dari handphone itu. Tiba - tiba handphone itu berbunyi memecahkan suasana hening kamar itu. Dengan sigap ia membuka dan membaca sms itu.

Setelah ia buka dan ia baca sms itu. Ia kembali menghela nafas. Bukan seperti yang ia harapkan. Kali ini ia benar - benar pasrah. Gadis itu berdiri dan berjalan menuju meja belajarnya. Diambilnya sebuah buku diary berkunci berwarna ungu. Dibukanya buku itu dan ia mulai menulis.

Saturday, 23 April 2011

My Guardian Angel (Cerpen)

Helooo semuaa!!!
Kembali lagi bersama saya si orang gila. Hahahaha *evillaugh* (gaje -_-)
Well, gue bakal posting salah satu cerpen gue yang pernah gue bawa buat ikutan lomba Bulan Bahasa (again) dan kali ini gue beruntung. Karna puji Tuhan, cerpen gue yang ini berhasil menerobos cerpen saingan - saingan gue waktu itu menuju -ehm- juara 1 (y)
Check It Out..

My Guardian Angel

Aku duduk di depan mantan kelasku dulu. Berusaha mengingat memori dulu ketika aku masih SMA. Bermain, belajar, dan bertemu dirinya. Lucu dan sedih rasanya jika mengingat semua itu. Lapangan basket yang dapat dilihat dari sini membuat pandanganku kabur. Aku hanya bisa menunduk mengingat semua kenangan itu. Dia yang telah mengubah hidupku dan kini entah dimana. Perpustakaan sekolah yang juga terlihat dari tempat ini membuatku ingin teriak. Hhhhh… Aku hanya bisa menghembuskan nafas. Sesak rasanya jika mengingat semua itu. Ketika aku yang dulunya sangat bodoh sampai datangnya Guardian Angel yang mengubah segalanya. Sangat bodoh, itulah aku pada saat itu. Aku kembali mengingat - ngingat awal dimana aku bertemu dirinya.

Wednesday, 21 July 2010

Cinta Gila Shilla Part 8 (RODAR and Devi's Problem)

“Siapa sih? Bikin penasaran aja deh.” Kata Manda berbisik. Cinda yang daritadi keliatan lagi mikir ngeluarin suara.

“Kayaknya gue kenal deh tuh cewek.” Kata Cinda. CSF memandang Cinda penuh dengan tatapan penasaran.

“Tapi gue lupaaaaa...” Lanjut Cinda.

“Jiaaaahhhh...” Kata CSF lagi.

Sementara dengan Cakka..
“Wah thanks banget ya Cak, aku kirain nih buku ilang ehehe.” Kata cewek itu nyengir.

“Iya abis kemarin pas kamu pergi aku baru nyadar bukunya ada yang ketinggalan Fy.” Kata Cakka dengan ekspresi yang memandang Ify berbeda. Aaa tidaak jangan CakFy (??)

“Eh Fy...gue boleh minta nomer hp lo gak?” Kata Cakka malu malu.

“Emm boleh lah.” Kata Ify tersenyum manis. Cakka segera mengeluarkan ponselnya.
“Isiin ya.” Kata Cakka memberikan ponselnya, eits bukan dikasi loh ya -_-

CSF memandang adegan didepannya penuh seilidik dan tanya. Semuanya serius dan terdiam.
“Nah kannnn, tuh orang bikin penasaran aja deh!” Kata Devi tiba tiba. Semua CSF yang lagi asik dengan pemandangannya kaget setengah mati. Dan menoyor kepala Devi

“Awww sakit! Apaan deh.” Kata Devi.

“Lu bikin kaget aja dah.” Kata Manda.

“Ehehe” Devi cuman nyengir.

“Lu kenapa Cin? Udah kayak sapi mau beranak aje muka lu!” Kata Mirandha ngasal. Cinda yang tampangnya lagi kayak professor gak makan tiga hari tiga malem sedikit kaget. Lah? Jadi daritadi Cinda ngapain ya?

“Hah??! Sapi??! Sapii... sapi...” Kata Cinda memikirkan kata ‘sapi; itu. CSF memandang Cinda aneh, tapi penuh penasaran (bukan perasaan ya :P).

“Emang kenapa sama sapi? Muka gue mirip sapi? Engga kan?? Tampang mirip SELENA GOMEZ juga...” Kata Mirandha narsis. CSF menoyor kepala Mirandha. Kini giliran Mirandha yang merintih.

“Enggg.....sapi... api... emmm Ipy? heh?” Kata Cindah ga jelas. Kali ini tampangnya udah kayak dukun baca mantra. Ckckckck, Cinda udah kayak bunglon aja ya bisa berubah rubah gitchuuu (alay).

“Ipy? Ngapain lo nyamain nama gue sama sapi??” Kata Ivy menatap Cinda tajam, ngalahin tajamnya pisau sama silet. Cinda cuman bisa nyengir.


Friday, 2 July 2010

Brothers On 3 and Three Angels part. 5 (Last Part)

Esok paginya...
Shilla bangun lebih dulu dari Via dan Oik karena harus menjalani hukuman yang telah diberikan kepadanya. Sama halnya dengan Cakka, dia harus bangun pagi - pagi untuk membantu Riko, Gabriel dan anak - anak cowok lain yang bertugas piket hari ini mencari kayu bakar. Shilla tengah sibuk - sibuknya memasak masakan untuk anak - anak. Ify sang ketua seksi komsumsi, Irva si endut dan anak - anak cewek yang piket memasak hari ini ikut membantu Shilla memasak makanan.
“Ehm.Shill kamu sama Cakka pacaran ya?” Tanya Ify.
“Ngga kok, aku sama dia cuman temenan.” Jawab Shilla santai.
“Oh, tapi akhir - akhir ini aku liat kalian dekat banget tuh. Apalagi sejak tadi malam..” Tutur Ify ingin tau.
“Ahh, ngga kok. Mungkin cuman perasaan kamu aja kali. Eh, ini sup udah pas ngga rasanya?” Kata Shilla sambil meyodorkan Sesendok sup ke hadapan Irva.
“Kayaknya udah pas deh! Boleh aku minta lagi ngga?” Jawab Irva setelah dirasa rasa masakannya sudah cukup pas.
“Lah, kamu mah semua masakan yang masuk kelidah kamu semua rasanya sama. Enak semua!” Kata Shilla. Irva nyengir.
“Hehe. Tapi beneran kok masakannya enak!” Kata Irva. Setelah itu, Shilla kembali bertanya kepada Ify. “Kenapa kamu nanya kayak gitu? Kamu suka ya sama Cakka?” Tanya Shilla.
“Ngga lah, aku cuman nanya aja. Lagipula ngga mungkin aku suka sama dia.” Lanjut Ify.
“Yakin?” Tanya Shilla lagi.
“Ya jelas yakin lah..” Jwab Ify tegas.
“Hm, kamu kan mantannya Cakka.”
“Iya, tapi aku ga ada rasa suka lagi sama dia.” Jawab Ify. Shilla memadamkan api kompornya.
“Siapa tau aja kan..” Shilla mengedikkan matanya ke Ify. Ify tertawa.
“Ngga bakal lah. Aku ngga ada rasa suka lagi ke Cakka. Sekarang aku dan Cakka cuman teman.” Jawab Ify tersenyum. Dalam hati Shilla merasa lega. Sementara itu, Irva terus mencomot ayam goreng yang ada di dekatnya.
***
Malampun telah tiba. Semua anak - anak berkumpul ditengah perkemahan karena instruksi dari Bu Ira.
Semuanya duduk mengelilingi api unggun yang dibuat oleh Cakka dan kawan - kawan. BO3 dan 3angels duduk berdekatan. Disebelah Cakka terdapat tempat duduk yang kosong, sementara Shilla dan Oik yang masih belum mendapatkan tempat duduk.
“Ik, kamu disitu aja. disebelah Cakka.” Tawar Shilla tersenyum, karena Shilla sangat tau bahwa sebenarnya sejak dulu Oik

Saturday, 26 June 2010

Brothers On 3 and Three Angels part 4

“Iyan, Osha...kalain dari mana aja sih? Daritadi kami panik mencari kalian.” Kata Pak Duta mengomeli mereka.
“Cakka dan Shilla man?” Tanya Pak Duta lagi.
“Mereka tadi masih dibelakang pak.” Jawab Osha.
***
“Cak, biarin aja deh....ngga apa kok kalau gelangnya hilang.” Kata Shilla.
'Daripada kamunya yang hilang.. Hehe...' Lanjut Shilla dalam hati.
“Beneran ngga apa?” Tanya Cakka.
“Beneran kok.” Kata Shilla yakin.
“Hmmm.. Ya udah kita balik....” Ajak Cakka tenang.
'Uhh.. Ternyata Cakka baik ya orangnya.' Kata Shilla dalam hati lagi.
“Aduh!” Ringis Shilla, kakinya tersandung batu.
“Kamu Kenapa?” Tanya Cakka perhatian.
“Ngga, cuman kesandung batu.” Jawab Shilla simple.
“Sini aku obtain...mumpung aku bawa obat P3K....” Kata Cakka care.
“Ngga apa kok, cuman luka dikit aja.” Kata Shilla.
“Biarpun lukanya cuman dikit. Tapi mesti diobatin...” Ucap Cakka dengan kekhawatirannya.
“Ngga usah. Aku ngga apa - apa kok. Beneran deh. Kamu kok tiba - tiba care gitu sama aku?” Tanya Shilla heran.
“Hmm? A-a-aku ngga tau..” Cakka menggaruk kepalanya yg tidak gatal. Hatinya berdebar - debar kencang.
“Kamu pernah berfikir ngga kalau

Masa SMA Gue Part. 2

“Aduh mau nyari dimana coba tuh kertas. Huft. Sumpah sial banget gue.” Tiba – tiba muncul ide gue buat keliling – keliling sekolah sambil jalan – jalan gitu ehe. Gue jalan ke emh kayaknya sih nih ruang anak kelas 11. Gue ngeliatin kelasnya, ada yang lagi ngerumpi, molor – moloran, ada juga yang naik ke atas meja. Gatau mau ngapain, sinting kali ya. Gue kaget bener – bener kaget, pas gue liat dipojokan ada kertas warna item gitu, gue mau ngambil tapi sumpeh gue males masuk kelas ini. Bisa bisa gue dimakan lagi, iuuuh. Alhasil gue cuman bisa mandangin tuh kertas.

“Kenapa lo mandangin tuh pojokan?” Tanya kakak kelas itu. Bikin gue kaget aja.

“Emh gak kak..” Gue pura – pura gak kenapa napa. Padahal gue bisa aja minta tolong sama tuh orang.

“Oh.” Trus tuh orang kembali ke dalam kelas. Gue masih diem disitu nyari akal gimana caranya biar dapet tuh kertas.

“Kenapa lagi lo masih disini?” Tuh orang muncul lagi. Dia lalu mandangin pojokan, yang diliatnya adalah sebuah kertas item.

“Oh lo mau ngambil tuh kertas? Lo dipilih buat maen permainan itu ya? Itu bukan kertasnya. Itu kertas yang tadi dilempar – lempar sama kita.” Kata kakak itu cool. Cakep juga pikir gue.

“Ohhh…..makasih ya kak.” Gue cabut deh. Bingung mau nyariin tuh kertas dimana. Gue jalan terus gatau kemana. Eh, Kak Iyel datang. Sumpeh gue mau kabur. Tapi keburu tuh orang nyamperin gue.

“Hai cantiikk…Belum dapet ya kertasnya.” Kata Kak Iyel senyum, senyumnya kali ini bikin gue luluh. Ihh paan dah, gue gamau sama dia.

“Belum kak.. Ya udah kak saya permisi dulu.” Gue cabut. Gila aja kalo gue betah deket – deket tuh orang. Bisa bisa gue langsung gak selamet pulang kerumah.

“Eh tunggu dulu! Gue boleh nemenin gak??” Sumpah gue kaget.

“Emh gak usah kak. Saya bisa sendiri kok kak, ehe.”

“Yahhh, beneran nih. Ya udah deh kalo gitu. Daaa cantik…”

“Eh tunggu dulu, nomornya, ehe.” Kata Kak Iyel menyodorkan ponselnya.

Sunday, 6 June 2010

Cinta Gila Shilla Part 7 (Who Her?)

“Hah? Gak nyambung banget sih lo, apanya yang sekuat tenaga?” Kata Shilla dengan wajah polos.

“Oh my god, kenapa takdir gue harus gini, punya temen oon kayak dia ya oloh.” Kata Mirandha dengan tampang memelas banget.

“Ih aneh!”

“Elu yang aneh!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!”

“Lo!” Akhirnya mereka berdua capek juga dan saling berbalik badan saking kesalnya.

“Tau ah! Elo mau ngomong apaan tadi? Yang jus jus itu.” Kata Shilla mendengus kesal.

“O, iya. Kan kemarin gue dapet resep bikin jus biar jerawat hilang tuh. Noh lo liat nih jerawat gue.” Kata Mirandha menunjuk pipinya yang ada jerawatnya.

“Lah? Apa urusannya sama gue?” Wah apa ya? Author juga engga tau -____-

“Gini, kan elo pernah bilang di rumah tetangga lo ada mangga tuh, Sekarang udah mateng gak mangganya?” Kata Mirandha dengan mata berbinar binar. Eits apadah.

“Ya terus? Elo mau suruh gue ngambil tuh buah gitu? Emang sih lagi mateng. Banyak lagi buahnya.” Shilla manyun sambil memikirkan mangga itu, hmmm sedap sedap sedap. Apasih kayak Upin dan Upin aja. Hah? Upin dan Upin?

‘Heh!’
‘Wah Ipin datang!’
‘Kenape name saye tak kau tulis disitu? Nape cuman Upin jak? Tak terima lah saye.’
‘Maaf Ipin, kan itu permintaan pelanggan’
‘Ada ada je kau nih, mane ada permintaan pelanggan macam tuk?’
‘Ada dong’
‘Ah pandai bula jak kau nih. Saye panggil Kak Ros baru tau rase kau.’
‘Hah? Kak Ros? Kaboorrrrr.....’
‘Kak rossss.......orang tuh kak berani sama saye!’
‘Heh! Sini kau! Pandai pandai jak kau nih ngacau adek saye!’
DUAR PLAK PLAK TENG! (Bunyi apa itu -__-)
‘Ampunn Kak Ros’ Babak belur deh gue.
LUPAKAN DRAMA INI KAWAN.

Friday, 4 June 2010

Masa SMA Gue Part 1

Cerbung baru nih guys...
Moga moga pada suka,  maaf CGS belum dilanjutin.. :(

Hari ini hari pertama gue masuk SMA. Gue sedikit risih dengan penampilan gue hari ini yang make tas dari kantong plastik item, rambut dikucir dua, ahh pokoknya jelek banget dah. Biasalah hari ini kan MOS. Gue sekarang lagi keliling sekolah (ehe mumpung belum disuruh masuk) sama sohib gue dari SD, namanya Sivia. Gue seneng banget bisa masuk sekolah ini, karna ini sekolah favorit di sini. Gak semua orang bisa beruntung kayak gue bisa masuk sekolah ini. Sekolah ini namanya Musikal School, sesuai dengan namanya sekolah ini lebih mempelajari tentang musik. Tapi bukan berarti pelajaran – pelajaran seperti matematika, IPA dan lain – lain itu ngga dipelajarai disini. Yang namanya sekolah pasti tentunya mempelajari pelajaran – pelajaran tersebut. Gue lagi asik banget ngerumpi tentang temen – temen sekolah gue yang sampe nangis dan mau bunuh diri gara – gara gak masuk sekolah ini sama Sivia. Tiba – tiba…
Duaaakkk. “Hehh kalau jalan liat – liat dong lo! Gak punya mata ya lo!” Ujar seorang cewek yang sedang memegang sebuah novel itu dengan penuh emosi. Kayaknya nih orang lagi baca novel deh.
“Eh lo!! Lo yang nabrak gue duluan malah lo yang marah – marah ke gue! Apaan sih lo!” Gue gak mau kalah, orang gue gak salah kok jelas – jelas dia yang nabrak gue.

“Apa lo bilang?? Lo yang nabrak gue duluan! Gue lagi asik baca novel. Lo malah ganggu!” Anehnya nih cewek makin gak mau ngalah. Makan apa dah tuh cewek sampe kayak gitu. Mungkin makan cabe 5 kilo tiap hari kali ya.

“Jah elah..kan elo lagi baca novel! Mungkin karna elo keasikan baca novel makanya lo gak liat jalan.” Bela Via.

“Bener tuh! Mungkin karna lo lagi keasikan baca novel makanya gak liat – liat jalan. Lagian dari tadi kita emang udah dikiri kok jalannya, perasaan lo dikanan tadi eh tiba – tiba nyosor ke kiri.” Ujar gue yang tadinya emosi sekarang udah gak.

Tuesday, 11 May 2010

Cinta Gila Shilla Part 5 (Love Love and Love)

Sorry ya lupa ngepost part 5 nya, ehehe
Ini dia...

“Huft...cape gue ngebersihin nih toilet! Mana lebarnya 1 hektar lagi. Huft....” Kata Devi mengeluh, maklum anak manja. Hehe...ngaku dah gue.

“Ha? Satu hektar Dev? Kagak salah tuh? Perasaan nih tolet cuman berapa doang gedenya. Gak sampe satu hektar? Aneh deh. Lo nghitungnya pake apa sih?” Kata Shilla dengan oonnya yg mulai kambuh.

“Ampuuuunnn deh. Maksud gue nih toilet gedenya kayak satu hektar, cuman perumpamaan Shilla!!” Kata Devi sambil berhenti sejenak dari kegiatan mengepelnya.

“Ohh gitu. Gue kirain toilet ini gedenya emang satu hektar beneran. Abis emang kayak satu hektar beneran sih! Eh, tadi lo bilang apaan? Umpan?” Kata Shilla dengan tampang lugu.

“Umpan? Perasaan gue gak nyebut umpan.” Kata Devi heran.

“Ya elah. Jangan mentang - mentang gue o’on, tapi gak ngerti apa yang lo bilang ya! Tadi kan lo bilang umpan. Iya kan???” Tanya Shilla dengan lugunya. Devi sweetdrop. Shilla langsung mikir lagi, kemudia menaruh tangannya dibawah dagunya.

"Iya gak sih dev?" Tanya Shilla dengan polosnya -lagi. Devi nyaris mati dehidrasi karna sweetdrop terlalu banyak.

“Gubrakkkkkkkkkkkk” Semua anak - anak CSF menepuk keningnya lalu berjatuhan kelantai. Jiaah, bagian ini kayaknya terlalu lebay ya? Haha...lupain dah lanjooot.

“Jiah, kenapa semua pada tidur? Woy! Bangun woy!!! Bangun! Udah pagi, sekolah lagi, mandi.” Kata Shilla udah kayak emak - emak yg ngebangunin anaknya pada pagi hari.

“Arrggh. Gue masih pengen bobo. Besok aja bangunnya.” Kata Mirandha dengan mata masih tertutup. Eh, ini ceritanya beneran tidur ato boongan doang sih? Bingung dah gue. Ckckckck.

"Eh, bangun bu. Udah pagi! Bangun!!!”

“Ini masih jam 12 siang Shilla...” Kata Cinda sambil melanjutkan ngoroknya. Anak - anak Caikers yg agak berjauhan jaraknya dengan CSF ngikik gak jelas. Eh, apa lu ngikik gak jelas? Haha.

“Woy!! Ribuut!!!” Kata Silvi protes dgn ngoroknya Cinda, haha. Tapi Cindanya sih lanjjuuut. Wkwkwk. 

“Wadooohh...ni anak - anak susah amat dibangunin. Huh." Dengus Shilla "Ahaa.....” Seru Shilla yang baru saja mendapat ide cemerlang itu. Diatas kepalanya langsung ada lampu pijar yang redup eh, terang maksudnyaa, hehe. Dia langsung beranjak pergi agak jauh dari satu, sekitar satu mete jauhnya. Lalu Shilla teriak.

“Mandaaa.......Alvin nyariin lo!!!!”
“Devi!!!! Deva nungguin lo tuh!!!”
“Cinda!!!! Ada Ray diluar!!!”
“Kaila!!!! Justin Bieber nelpon looo tuh!! Nih angkat!!!”
“Mirandha!!!! Justin bieber nitip salam juga tuh ke elo!!!” Dst, Shilla berteriak kenceng banget. Sampe anak - anak Caikers plus Oik dan Gita tutup telinga.

"Ha? Beneran Shill? Mana???” Kata CSF bangun sambil melototin Shilla dgn mata berbinar - binar.

“Tapi............itu bohong!! Haha.” Kata Shilla ngakak gak jelas. Sendirian lagi. Ckck. Kasian Shilla. CSF memandang Shilla jengkel.

“Shillaaaaaaaaaaaaaa..........” Teriak CSF.

“Ampun Jeng. Saya cuman becanda dong kok. Abis siapa suruh kalian bobo disitu.” Kata Shilla dengan nada yang tak bersalah.

“Kalo tau lo cuman becanda, mendingan gue tidur lagi dah kayak lagu Mbah Sulip.” Kata Mirandha dengan pula pula, eh pura pura gak bisa nyebut R.

 “Au tuh shilla.” Kata Manda. CSF pada ngelanjutin bobonya, Wkwkw. Wasiat Mbah Surip dijalanin CSF tuh. Haha. Bangun tidur tidur lagy... ^^

“Jangannnnnnnnnnn..........” Seru Shilla tak rela. CSF sudah terlanjur tidur lagi dengan nyenyak. Haha. CSF gaje.

***

Malamnyaa.......
“Hmm. Gue pergi gak ya kerumah Oik, males sih gue. Lagian masih jam 6 kok, gue pergi kesana jam 7. Rumah gue sama rumah Oik kan juga gak jauh - jauh amat.” Kata Cakka sambil membuka laptopnya. Langsung membuka situs jejaring sosial, lalu login dengan akunnya. Diwebsite itu Cakka segera menulis status.
Gini nih statusnya: “Gue pergi gak ya...hmm..” Trus bermunculan komen - komen distatus itu.
Silvi : “Pergi kemana Cak???”
Gita : “Haha, pasti mau pergi ketempat *** ea...”
Devi : “*** itu siapa???”
Trus Cakkanya mulai ngasi balasan komen.
Cakka        : “@Gita: Loh? Kok tau?
                  “@Gita: Loh??? Kok tau??? ah Oik kan juga gag jauh2 amat. nah...onion artinya bawang kan???"@Silvi: Ada dehhh.
                  @Devi: Mau tau ajaaaa, :p”
Ternyata eh ternyata, sebuah akun jejaring sosial yang sama dengan nama Ashilla Zahrantiara berstatus online. Cakka kaget dia langsung mengklik akun tersebut di kolom chatting, lalu menulis chat. Nih, gue liatin dah biar kagak penasaran.
Cakka: Hai kodok...
Shilla: Hai bebek, hehe
Cakka: Lagi ngapain???
Shilla: Lagi online facebook lah.
Cakka: Ya, Cakka tau tapi masa sih cuman buka fb doang??
Shilla: Shilla lagi males buka yg laen2, eh Cak tadi Shilla liat statusnya katanya bingung mau pergi ato gak, mau pergi kemana sih Cak???
Cakka: Ahh, gak kemana2 kok.
Shilla: Beneran?
Cakka: Yoi....
Shilla: Ha?? Cakka mau main Yoyo??
Cakka: Ya elah. Yoi Shilla bukan Yoyo. (Ckckck, ternyata Shilla bkn cmn tulalit waktu ngomong yah? Tapi juga waktu chat, ckckck)
Shilla: Ohh, bilang dong dari tadi. (ckckckckck, yg bego Shilla apa Cakka??)
Cakka: Ya ampuuun Shilaaaaa. Yaudah deh, jangan bahas yg itu. Eh, Shil, kenapa sih kamu rela mutusin aku demi OIK?
Shilla: Ehh, karna aku gak mau bikin masalah sama Oik, dan aku gak mau punya musuh. Aku rela kok ninggalin orang yang aku sayang demi sahabat aku. (Cakka tersenyum menang)
Cakka: Nah loh??? Bukannya emang kamu skrg udh musuhan sama Oik, lagian sama aja kali kamu mutusin aku atau gak tetep aja kamu punya musuh Shill...
Shilla: Ahh, Shilla juga bingung. Hmmm, Cak, kamu suka ya sama Oik?
Cakka: Shilla ada2 aja. Kan aku cuman suka sama kamu. Aku tuh gak mungkin suka sama Oik.
Shilla: Tapi bukannya waktu SD kamu naksir Oik, tapi malah Oik yg gak suka sama kamu?
Cakka: Iya sih, tapi itu duluu. Duluu bgt, skrg aku benar2 gak suka sama Oik. Maklum, cinta monyet.
Shilla: Ohh gitu ya? Hmm, Cakk, sebenarnya kamu beneran suka gak sih sama aku??
Ketika Shilla menulis chat terakhir, hp Cakka bunyi, “1 New Message From: Oik CR”. Cakka gak sempat melihat chat terakhir Shilla, dia sibuk membaca sms dari Oik, yg isinya kalau Oik menyuruh Cakka cepet datang kerumah. Atau....

“Ahh...nih anak bawel banget!” Gerutu Cakka ketika membaca sms itu. Lalu Cakka sign out dari akun facebooknya itu tanpa melihat chat dari Shilla yg barusan.

Dikamar yg berbeda....
“Loh? Kok gak dibales ya? Ha? Udh Off?  Kenapa ya? Apa jangan - jangan Cakka gak suka lagi sama aku?” Shilla menunduk lesu.
***

“Git, lo jangan sampai lengah ngambil gambar ntar. Nih kameranya!” Kata Oik sambil memberikan sebuah kamera kepada Gita.

“Siiippp dahhh.” Kata Gita mengacungkan jempol.

Kemudian bel rumah Oik berbunyi.

“Eh, mungkin itu Cakka. Buruan lo ngumpet!” Perintah Oik, Gita langsung menuju tempat persembunyiannya di belakang pohon yg tumbuh di taman rumah Oik.

Bel rumah Oik berbunyi lagi.

“Iya bentar...” Kata Oik lalu pergi menuju pintu rumahnya. Oikpun membuka pintu itu. Terlihatlah sosok Cakka dengan memakai kaos warna merah dengan less warna putih, juga memakai celana panjang berbahan jeans. Satu kata, simple.

“Eh, Cakka. Masuk Cak...” Kata Oik ramah, lalu mempersilahkan Cakka duduk disofa ruang tamunya.

“Ya udah langsung aja, gue males lama - lama. Nih bunga sama coklatnya.” Kata Cakka jutek sambil memberi bunga dan coklat yang ia pegang dari tadi.

“Eh, kok ngasinya gak romantis sih. Kalo gitu Oik gak mau ah maafin Cakka.” Kata Oik manja.

“Ya trus mau lo apaan, Ik???” Kata Cakka dengan nada kesal dan pasrah.

“Sinii...ikut gue...” Kata Oik menarik tangan Cakka. Oik membawa Cakka ketaman belakang rumahnya yg agak terang itu. Gita yang berada dibelakang pohon tempat persembunyiannya sudah siap dengan kamera yang Ia pegang.

“Ya udah...nih!” Kata Cakka langsung memberikan bunga dan coklat tersebut.

“Uft... Gak romantis! Yang romantis dong, pake berlutut apa kek gitu.” Kata Oik.

“Jah elah. Buat apa sih Ik?” Kata Cakka makin kesal.

“Yaudah kalo gak mau dimaafin, ntar Shilla akuu gang...” Omongan Oik terpotong ketika Cakka berbicara.

“Iya deh...iya.” Cakka pasrah, lalu berlutut sambil memberikan bunga dan coklat. “Oikkk, mau kan maafin gue???” Kata Cakka tersenyum dengan terpaksa.

“Dengan senang hati Cakka.....” Jepreettt. Gita berhasil mengambil gambar ketika Oik menerima bunga dari Cakka. Gita tersenyum licik.

“Udah kan? Gak ada apa - apa lagi. Kalau gitu gue pulang.” Kata Cakka melengos pergi. Oik segera menahan Cakka.

“Ihh...kok buru – buru sih. Disini dulu bentaran kenapa. Bukannya Cakka dulu suka sama Oik? Kok jadi berubah gini sih?” Kata Oik mulai membahas masa lalu.

“Itu dulu kan Oik. Udah, gue mau pulang.” Kata Cakka lagi lagi hampir melengos pergi. tentu saja langsung ditahan lagi oleh Oik.

Ada apa lagi sih?” Kata Cakka dengan muka bete.

“Kenapa Cak? Karna dulu aku gak balas cinta kamu?” Tanya Oik dengan muka memelas.

“Gak juga kok.” Jawab Cakka singkat. Menurut Oik itu jawaban ambigu.

“Trus kenapa?"

“Karna gue udah gak suka lagi sama lo. Dan gue udah suka sama orang lain. Gue juga heran kenapa gue bisa suka sama lo dulu. Emang cinta monyet.”

“Pasti Shilla ya?” Tanya Oik sembari memandang Cakka penuh arti.

“Mungkin...”

“Kok mungkin? Iya kan? Shilla kan yang udah mempengaruhi kamu?”

“Ini gak ada hubugannya sama sekali dengan Shilla. Tapi emang hati gue yg udah gak suka sama lo. Kenapa sih lo ngotot nyalahin Shilla??” Ucap Cakka kesal.

“Karna aku cemburu sama dia! Aku iri sama Shilla! Akuuu.....hiks hiks.” Oik menangis.

“Loh? Kok malah nangis sih? Aduuuh....” Kata Cakka panik. Oik yang sedang menangis sengaja menjatuhkan diirnya ke dalam pelukan Cakka.

“Maafin aku Cak, dulu aku gak bales cinta kamu. Aku nyesel. Nyesel banget. Hiks hiks.” Jepreet. Lagi Gita mengambil gambar ketika Cakka memeluk Oik. 

“Aduuuhh kalo Shilla tau, bisa berabe nih.” Batin Cakka.

"Udaaah dong Ik. Ga apa kok. Cup cup cup. Jangan nangis dong.” Setelah ngomong kayak gitu, Oik langsung lepas dari pelukan Cakka.

“Hiksss.. Aku tau aku gak secantik Shilla, Cak. Aku tau...” Kata Oik sambil menutup wajahnya.

“Gak kok Ik, lo cantik kok. Walaupun lebih cantikan Shilla sih.” Upss. Cakka melotot sendiri.

“Huaaaaaaaaaaa. Beneran kamu jahat Cak!” Kata Oik menangis semakin kuat.

“Iya deh. Lo sama cantiknya dengan Shilla. Eng, malahan lebih Ik...” Kata Cakka terpaksa agar Princess manja yang ada dihadapannya ini berhenti menangis. Dan Ia bisa pulang dari rumah ini.

“Beneran Cak?” Oik pun berhenti menangis.

“Hehe...iya.” Tapi dalam hati Cakka berkata, 'Ya jelas cantikan Shilla lah.'

“Ehh, Cak maafin sikap aku waktu dulu ya?” 

“Iya iya. Gue boleh pulang sekarang kan?”

“Iya deh. Tapi ntar malem jangan lupa  mimpiin aku loh Cak..” Jiah, narsisnya tuh Oik. Tapi Cakka hanya tersenyum paksa sambil berjalan keluar.

***

Sekolah lagi gempar, bukan karena gempa. Tapi karna 2 foto yg terpajang dimading. Pagi itu Shilla agak terlambat datang ke sekolah, Shilla hanya bisa bingung melihat mading pagi ini digandrungi banyak orang.

“Ya ampun... Gak nyangka gue ternyata Cakka ma Oik ada something.” Kata salah satu murid disekolah itu. Shilla kaget dengan ucapan itu.

“Haha, iya dong, Caik gitu lohh.” Kata Fhily sambil tertawa kecil.

“Pastinyaa.. Caik emang klop 100%!” Kata Riri tersenyum menang.

“Alaahh palingan Oiknya yg kecentilan!” Kata Cinda panas.

“Sirik aja!” Jawab Fhily.

“Cin, ada apaan sih?” Tanya Shilla kepada Cinda.

“Liat aja sendiri Shill. Lo pasti sakit hati ngeliatnya.” Kata Cinda sambil kesel - keselan.

“Liat apanya sih?”

“Itu yg dimading.....”

“Ohhh.. Itu. Itukan puisi yg kemarin dibikin Kiki. Emang kenapa sih sama puisi itu? Perasaan ga ada yang aneh deh.” Kata Shilla polos. 

“Jiaaahhhh. Bukan itu Shilla, tapi yg disebelah kiri itu. Ckck” Kata Cinda menunjuk - nunjuk foto Cakka dan Oik itu. Raut wajah Shilla berubah seketika. Ia lagi - lagi harus menahan genangan air dimatanya. Mengapa hatinya begitu perih melihatnya.

“Loh Shill? Kok jadi nangis? Aduuuh, tuh kan apa gue bilang. Kalo lo liat foto itu pasti bakalan nyakitin hati lo.” Kata Cinda memegang pundak kanan Shilla sembari menenangkan Shilla.

“Gue ga apa apa kok Cin.. Mereka cocok kok.” Kata Shilla berusaha tersenyum.

“Iya dong, secara Caik gitu. CakShil kan ga cocok!” Kata Mika tiba - tiba.

“Iya, Caik emang cocok.” Kata Shillla sambil menghapus air matanya. Mika yang melihat itu merasa iba. Ia juga mengerti sedikit tentang perasaan Shilla.

“Ya udah Shill. Cakka itu emang udah klop sama Oik. Lo lebih baik ama Riko aja. Kan Riko cocok ama lo, lagian Riko cakep loh. Manis lagi.” Kata Mika.

“Heh? Riko? No way!!!” Kata Cinda protes.

Cakka datang tiba - tiba ditengah kerumunan mading.

“Hmm, Shill. Gue....” Omongan Cakka terputus ketika Cakka baru sadar kalo Shilla habis nangis.

“Eh, mata lo kenapa Shil?” Kata Cakka memperhatikan mata Shilla.

“Hmm, ga kok Cak. Ini tadi mata aku kena debu. Gue pergi ke kelas dulu ya. Yuk Cin...” Kata Shilla menarik tangan Cinda.

“Ehh...Shill!! Tunggu!!!” Namun Shilla sudah terlanjur pergi.

“Ciee Cakkaaa. Sama Oik ya?? Cieee.....” Kata anak - anak yang berkumpul dimading itu.

“Eh? Apaan sih?? Cie cie. Gue ga ngerti!” Kata Cakka kesal, baru datang udah diserbu dengan kejadian aneh. Shilla juga ikutan aneh!

“Itu tuh....” Kata Monica menunjuk foto dua buah foto yang tertempel jelas dimading.

“Hah?! Kok?! Jangan jangan Shilla nangis gara gara.....” 'Sial! Dasar nenek lampir!' Batin Cakka marah.

Tuesday, 6 April 2010

Cinta Gila Shilla Part. 6 (Bukan Dia)

Cakka langsung segera mendatangi Oik. Terlihat dari kejauhan Oik sedang tertawa lepas bersama Gita.
“Haha. Rencana kita berhasil Git!! Haha. Puas gue ngeliat Shilla nangis! Bentar lagi Cakka akan jadi milik Oik Cahya Ramadlani. Haha” Oik tertawa menang. Ia ta pernah sepuas ini rasanya. Tak henti - hentinya Ia tertawa bangga atas kemenangannya. Tiba - tiba ada yang menyentuh pundaknya, Oik berhenti tertawa karna merasakan atmosfer yang berbeda. Begitu dingin. Ia segera berbalik memastikan.

“Ehm. Coba ulangi, Ik..” Kata Cakka dengan tampang yang dibuat - buat lugu.

“Eh, ada Cakka ya. Em, Cak makasih banget bunga sama coklatnya tadi malem.” Kata Oik gugup dalam mengalihkan pembicaraan.

“Ik, lo ga usah ngalihin pembicaraan deh! Gue udah tau semua kebusukan lo!! Ternyata lo bener - bener jahat, Ik! Lo tega nyakitin hati temen lo sendiri!! Asal lo tau, kemarin Shilla mutusin gue karna dia gak mau hati sahabatnya terluka. Ternyata sahabat yang Ia maksud itu busuk ya.” Seru Cakka dengan aura dingin. Gita bergidik. Oik menelan ludah dengan susah payah.

“Tapi Cak, gue kan gak tau siapa yang ngambil gambar tadi malam.” Ucap Oik berakting.

“Lo jangan pura pura Ik. Gue udah dengar semua kelicikan lo! Lo udah ngerancanain ini semua. Lo nyuruh Gita kan buat ngambil gambar waktu lo sengaja meluk gue sama waktu gue ngasi bunga ke lo! Iya kan Ik. Ternyata lo lebih busuk dari yang gue kira Ik! Tega lo Ik!” Cakka berseru keras sehingga murid - murid yang berkeliaran disekitar mereka memandang penasaran.

Sesosok makhluk mirip tuyul berlarian menuju arah mereka.
“Ayaaannnnnkkkkk Bastiaaaannnnnnn” Lah kok? Bastian??

“Buseeet daah. Ngapain nih tuyul kesini sambil lari - lari?? Sejak kapan nama gue berubah jadi Bastian. Waduuh, gawaattt.. Apa tampang gue berubah jadi kayak Bastian ya?” Kata Cakka sambil meraba raba wajahnya. Apa - apaan ini, tadinya marah - marah malah scenenya begini. Author gaje -_-

“Ayank Bastian kemana aja? Kan Ourel kangeennn.” Kata Tuyul alias Ourel Queen itu sambil merangkul lengan Cakka.

“Eh, sejak kapan gue berubah jadi Bastian! Dasar aneh! Lagian lo siapa manggil gue ayank! Ayam iya! (???)” Sungut Cakka. Cahya dari arah jauh berlari ke arah Cakka.

“Uuuhhhh...ayank Bastian jahat! Masa Ourel dilupain gitu aja. Huft. Mentang - mentang makin cakep!”

“Eh, nih anak dibilangin susah ya. Anak siapa sih lo?! Ehh, tolong panggilin ambulan ya, kayaknya nih anak udah koma!” Oik dan Gita ngikik menahan tawa.

“Ehhh.. Ourel! Lo apa apaan sih? Bastian itu disana bukan ini! Ini tuh Cakka! Ckck, dasar bego!! Sorry ya Cak, maklum nih anak terkena penyakit malar rindu. Soalnya Bastian udah 3 hari gak masuk. So maklumkan saja nih tuyul gila ya Cak...” Kata Cahya menarik tangan Ourel segera.

“Ohh, Ourel kirain ini Bastian. Pantesan aja Bastian lebih cakep dari biasanya. Hehe. Ternyata Cakka toh...” Kata Ourel nyengir sambil berjalan menuju Bastian yang sebenarnya.

“Huftt. Gue kirain muka gue beneran berubah jadi Bastian. Ckck, ada aja orang kayak tadi.” Oik dan Gita ngakak. Sedangkan Cakka hanya melongo sambil bilang. “Eh! Ngapain lu pada ngakak gitu?!” Tapi Oik dan Gita terus ngakak. Gagal deh acara marah - marahnya.

"Abis, kalian berdua lucu Cak, Hahaha.” Kata Gita sambil ngakak.

“Eeehhh???!” Cakka garuk - garuk kepala.

***


Shilla manyun, entah apa yang dilamunkannya.
“Woy! Serius amat ngelamunnya!!” Sambar Riko mengagetkan Shilla. Shilla kaget setengah mati mengalahkan D’Nasip eh D’Masiv.

“Wadooh! Apaan sih lu Rik? Kaget gue. Ntar kalo gue strak gimane?” Kata Shilla marah – marah.

“Hah? Strak? Struk kaleee. Hahaha. Ucul ucul.” Riko ngakak abis – abisan. Biasa aja kali Rik.

“Idih, malah ngakak. Pergi sana lu kalo kerjaan lu kesini cuman buat ngagetin gue! Diem lu!!!”

“Buseet dah, marah – marah nih si eneng. Iya dah, gue diem.” Eh, Rikonya malah beneran diem kayak patung. Gak napas, gak ngomong, gak gerak (??) Mana pake pose yang paling hot lagi. Itu loooh, pose mangap. GUBRAKK.

“Ckck, lo ngapain pake pose melongo gitu?! Gila bener dah lu!!” Tapi Riko tetep diem. Saya penasaran kok Riko tahan bener gak napas, gak takut mati lu???!Haha.

“Riko!!!!!!!!!!!!! Kalo lu masih diem kayak patung gitu. Lo gag bakalan gue anggap sebagai temen gue lagi!” Kata Shilla menepuk meja. Riko kaget setengah mati.

“Wei!!! Eitss. Jangan gitu dong Shiyanggg (Shilla Sayang)... Kan lu sendiri yang suruh gue gak berisik, ya gua diem. Nah.. Gue diem lu malah marah. Ckck. Ya Alllah, mengapa engkau menciptakan manusia yang seperti ini.” Kata Riko pura – pura berdoa sambil sesekali melirik Shilla.

“WAAA sejak kapan nama gue berubah jadi Siang? Malem aja sekalian! Abis lu mah ngeselin! Orang lagi kesel plus sedih jugaa.. Lagian terserah Tuhan dong mau ciptain gue ato gak, bukan urusan lo!”

“Ckck, bukan Siang. Tapi Shiyang... artinya Shilla Sayang, monyett... Heh?! Lu lagi kesel ama siapa??? Gua?! Emang gue ngapain?” Kata Riko memandang Shilla.

“Terserah lu dah, mau siang.. malem... sore... subuh.... kiamat juga terserah lo! Bukan gara – gara lu! Tapi gara – gara Cakka! Ehh... Upsss...” Jiah, keceplosan lagi. Dasar ye!

“Hah?! Cakka??! Ada apa dengan Cakka??? Kutanya malam dapatkah kau lihatnya perbedaan yang tak terlupakan... Tapi mengapa kau marah marah. Ada apa dengan Cakka?” Gilee dah... ini cerita jadi cerita musikal.

“Ngomong aja lu!” Eh? Ngomong?

“Hah? Ngomong? Suara gue bagus gini dibilang ngomong. Buseet dah, kagak bisa bedain nyanyi ama ngomong lu ye?”

“Whatever dah.. Lu mau nyanyi kek, ngomong kek, bok*r kek.. Terserah lu!” E buuseet dah...Shilla bener - bener kesel nih guys.

“Eits. Emang terserah gue. Eh, Cakka ngapain lu? Pasti dia selingkuh sama Oik kan? Gue udah liat fotonya. Gilee, Cakka ternyata PB (PlayBoy) ya? Kalo gue sih kagak.” Ujar Riko sengaja menyindir Shilla.

“Eh, tapi Cakka kannnn...” Shilla menunduk lemas. Riko kaget melihat Shilla murung seperti itu. Hatinya jadi iba.

“Ehh... Kok mukanya jadi asem gitu?! Cup cup cup. Kan masih ada Riko disini.”

Via yang baru datang ke kelas mendengar ucapan Riko.

“Ehmm...” Kata Via menatap sinis Riko. Shilla langsung menoleh.

“Via??? Em... Gue gak maksud apa – apa kok Vi..” Kata Shilla memelas. Takut - takut Via jadi marah dengannya.

“Lu jangan muna’ deh Shill... lu gak setia kawan banget!!” Kata Via marah – marah.

“Via, aku tuh sama Shilla gak ngapa – ngapain. Lagian kita kan gak pacaran, Vi. Jadi kamu cemburu?” Jelas Riko. Muka Shilla langsung murung. Masalah apalagi ini, batinnya.

“Iya. Gue gak cemburu! Haha. Mau aja kena tipu lu berdua. Haha.” Tawa Via tak bersalah.

“Kurang aseemm lu Vi! Gue kirain beneran! Taunyaa...” Kata Shilla menunjukan muka betenya.

“Haha. Lagian kalian mudah aja dibohongin. Gue kan kagak suka Riko. Gue sukanya samaaaaa ......... Hahaha” Ucap Via terpotong oleh ngakaknya.

“Huft. Gue kirain lu ngefans sama gue.” Kata Riko pede sangat.

“Jiah. Siapa juga yang ngefans ama lo! Yang ngefans sama lu itu cuman orgil tau!” Kata Via. Shilla malah ngakak.

“Haha. Betul – betul – betul. Ups, upin dan ipin jangan sampe ngejer gue nih. Haha.” Kayaknya mulai gila nih cerita.

“Jiah, kayaknya ada couple baru nih di kelas kita.” Kata Nova menyindir Shilla dan Riko.

“Ahh... Lu Nov, ada - ada aja. Lagian gue masih sayang sama Ca....” Kata Shilla terpotong.

“Ka.” Sambung Riko “Iya kan?”

“Ehh, gue salah gak ngomong gitu?” Shilla memandang sekitarnya.Ia menghela nafas lega karna tidak ada OIk di sekitarnya.

“Kenapa? Lu takut ada Princess Galak itu?” Kata Via.

“Em, gitu deh. Udah ahh, males bahas - bahas dia.”

“Ya udah deh. Kita bahas apa ya enaknya?”

“Udah..udah. Gak usah pusing mau bahas apa. Mending bahas gue aja.” Kata Riko dengan pedenya yg kumat itu :p.

“Jiahhh, ogah! Mending gue kabur aja kalo bahas lo! Najis deh.” Ejek Shilla. Riko manyun.

“Ehh, lu ngomong gitu tapi di hati lu.. Lu suka kan ama gue?! Ya kan? Haha, JK deng.” Kata Riko lagi.

“JK? Eh, kita gak lagi ngomongin calon presiden ya..” Kata Shilla. Sepertinya dodol nya Shilla mulai kambuh. Ckckckck, parah bae.

“Gubrak! Jk itu Just Kidding, Shilla. Bukan Justin Bieber.” Nah loh? Justin Bieber?

“Ckck, ya Allah.. Kenapa saya harus mempunyai temen yang dodol seperti mereka, Ya Allah. Apa salah saya? Sehingga saya memilik teman yang sangat dodol seperti ini?” Kata Via dengan pose berdoa. Sabar aja Vi...ini cuman cobaan kecil. Masih banyak cobaan berat lainnya, hahaha.

“Lo kenapa Via? Sukur – sukur dikasi idup, masih aja gak bersyukur. Bersyukurlah kau memliliki teman secakep dan sekeren gue.” Tuh kan Riko, mulai deh narsisnya. -_-

“Yeee.. Najis deh. Sejak kapan kita temenan?” Kata Sivia.

“Ga tau deh kapan, setau gue baru sekarang.”

“Ya Allah, mengapa saya memiliki teman seperti ini, Ya Allah.” Kata Shilla ngikutin Via berdoa.

“Jihh, elu Shil... Ikut – ikutan gue aja. Huhh.. Copycut lu.” Kata Via.

“Suka – suka gue dong. Weekss....” Kata Shilla mengejek Via.

Bel masuk berbunyi.

“Pergi lu sana! Kembali ke alam lu sono!! Hushh!!” Kata Shilla mengusir Riko.

“Jiah, lu piker gue setan apa?”

“Emang.” Shilla menjulurkan lidah mengejek Riko. Via tertawa.

“Ahh. Elu Shill, tega banget. Hiks.” Kata Riko dengan muka memelas -_-

“Muka lo sok memelas banget sih? Jelek tau!!” Kta Shilla.

“Oh...jelek ya? Berarti kalo gue gak memelas, gue cakep dong? Hihihi. Kalau gini cakep gak?”Kata Riko memamerkan senyum lima jarinya sambil menangkringkan dua jari yang membentuk ruas segitiga di dagunya. Shilla dan Via melongo. Dengan segera mereka mengusir Riko dari tempat duduk mereka.

Kemudian muncul dua monyet kedalam kelas.
“Jiah, cakepan yang rambutnya bediri - bediri itu kali...” Ahay dah, mulai si Ratu Gosip menggosip. Siapa lagi kalo bukan Nanink dan Yossy, yaitu anak - anak genk O2Forlife yg sangat amat mendukung hubungan O2 ^_^.

“Gosip mulu lu pada! Pada ngomongin apaan sih?” Tanya Zevana.

“Gak, tadi ada cowok - cowok cakep. Hehe” Kata Yossy.

“Ckck, gitu aja heboh. Emang siapa sih? Hehe.” Kata Zevana lagi.

“Mau tau aja....” Jawab Nanink dengan sok angkuhnya.

“Ada apaan sih?” Tanya Shilla diikuti Devi dan Manda dibelakangnya.

“Gak tadi gue ketemu ama cowok - cowok cakep, hihihihi...” Kata Nanink.

“Jiah, gitu doang juga. Kalian liat dimana?” Tanya Shilla lagi.

“Jiah, makanya bu.. Jangan ketinggalan gossip.” Kata Yossy.

“Ehh, gosip kan nama genk kakak gue. Kenapa lu bawa - bawa.” Ya ampun Shilla.

“Bukan, GOSIP genk kakak lu. Tapi emang gossip beneran (??). Ngerti gag sih?"

“Lu ngomong apaan sih? Gua kagak ngarti. Sumpah!” Kata Shilla garuk – garuk kepala. Seharusnya gue yang garuk kepala, Shillaaaaa...

“AAAAAAA udah deh. Males gue kalo ngomong sama lu.” Kata Yossy.

“Eh? Siapa yang memelas Yos?” Tanya Shilla dengan tampang lugu yang menjengkelkan -_-

“Bukan memelas Shil, tapi males.. Ya oloh, sabar gue dah....” Kata Yossy berusaha untuk sabar.

“Jadi orang emang harus sabar Yos..” Kata Nanink sok perhatian :p. Tiba – tiba datang bidadari nan cantik jelita -_-. Hmm.. Nih bidadari kalo udah ketemu Nanink apa dah jadinya. Taraaa

“Nanink, oh nanink. Sudah lama kita tak berjumpa. Apa kabar dirimu disana...” Tuh kan. Sok dramatis gitu, tapi cantik. Namanya DEVI. Oke, saya ulangi lagi D-E-V-I. Hahaha. *Ditimpuk rame - rampe pakai bata.

“Jiah, dua orang dramator sedang beraksi.” Kata Yossy.

“Lu kate dramator dramator, yang ada tuh propokator kali.” Kata Shilla. Tumben luh Shil -_-.
“Whatever deh. Tumben amat lu Shil bisa berfikiran kayak gitu. Biasanya elu kan punya penyakit o’on stadium akhir. -_-.” Jawab Yossy. sedangkan devi dan nanink sibuk melanjutkan puisinya.

“Diriku disini baik - baik saja. Aku fikir kau melupakan aku. Hiks, jangan pernah lupakan aku...jangan tinggalkan diriku. Huuuuu....” Jiah. Drama dimulai teman – teman.

“Itu tak seperti yang kau fikirkan Nanink, aku selalu MERINDUKANMU seperti kata D’Nasip....apakah engkau memiliki pikiran yang sama denganku, oh Nanink tertayong.” Kata Devi dengan gaya lebaynya yang ckckckck, bisa dibilang oke lah (???). Lupakan kalimat terakhir :p. *Ditimpuk lagi pake rasengan Naruto.

“Dulu aku sempat hancur karnamu. Aku hancur ku terluka namun engkaulah nafasku...kau cintaku meski aku bukan dibenakmu lagi dan ku beruntung sempat memilikimu.” Ckckckck, anak - anak kelas 8e emang stress ya -_-

“Oh Nanink.. Mengapa kita berjumpa bila akhirnya dipisahkan, mengapa kita bertemu...bila akhirnya dijauhkan. Kau bilang hatimu aku....nyatanya bukan untuk aku. Bintang dilangit nan indah dimanakah cinta yang dulu. Masihkah aku disana direlung hati dan mimpimu.” Semua pada geleng – geleng kepala. Ckckckck, apa dosa mereka punya teman sekelas seperti Devi dan Nanink.

“Namun sekarang kita bertemu lagi Devi tertayong. Karna kita bersahabat seperti Persahabatan dudung maman....tak pernah lekang oleh jaman. Ya...takkan pernah lekang seperti kata kerispatih dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu...meski kau bukan milikku.”

Tiba – tiba nimbrung suara orang lain.

“Apa yang harus aku lakukan...untuk membuat kau mengerti aku segala upaya tlah kulakukan untukmu. Apa yang harus aku tunjukan untuk membuat kau melihat aku, inilah aku guru mtk dirimu.” Suara yang bagus, tapi kok...
Aneh?

“Waa kereennn...siapa tuh?” Kata Sivia heboh. Semua menoleh ke arah suara. Sepertinya ada yang ganjal, kok guru mtk? Batin Sivia.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Semua yang berada didepan kelas teriak, ga peduli cewek cowok semuanya teriak sambil lari – lari ga tentu arah.
“Buset dah, sepatu gue mana?” Kata Lintar sambil celingak - celinguk mencari sepatunya yang hilang. Sedangkan Cakka udah kayak anak ilang berdiri di depan kelas sambil teriak ga tau mau ngapain.

“Woy, kaki gue kemana?” Kata Manda dengan gilanya. Noh, diatas genteng kaki lu. Ckckck.. “Ya oloh....ini dia kaki gua, gua kira ilang.” Kata Manda sambil memegang kakinya.

“Awaaasss....” Kata Cinda teriak.

DUAAAKKKKK

“Awwwwwww......” Cinda terjatuh karna menabrak seorang cowok imut trus rambutnya gondrong. Hohoho

“Aduh, sorry ya. Sini...” Kata cowok yang bernama MUHAMAD RAYNALD PRASETYA itu sambil menjulurkan tangannya. Cinda menoleh ke atas, dan wooww....

“..........................” Cinda masih dalam pose melongo melihat Ray.

“Ehm. Mau berdiri ga sih?” Kata Ray. Cinda kaget dan langsung menyambar tangan Ray. Hallah si Cinda.

“Thanks ya....” Kata Cinda lagi.

“Ya sama - sama. Lain kali kalo lari hati - hati ya.” Kata Ray sambil meninggalkan Cinda. ‘Hmmm...imut juga sih’ Batin Ray. Eitss Cinda jangan loncat - loncat deh :D.

“Hmm cakepp abiss...” Kata Cinda manyun sambil melihat Ray berlalu dari depan kelasnya.

Sedangkannn......
Guru MTK tersebut sangat bingung plus kesel melihat kenakalan yang diperbuat anak – anak 8e. Maklumlah, anak – anak 8e adalah kelas paling eror seperti nama kelasnya 8e-ror dan 8e-lit (ekonomi sulit).
“DIAAAMMMMMM!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Pak Duta sang guru MTK. Semua diam sambil memandang Pak Duta dan melongo.

“KEMBALI KALIAN KE BANGKU MASING – MASING!!!!!!!!!!!” Teriak Pak Duta. Ahh...Pak Duta kayak baru pertama kali aja masuk ke kelas 8e.

“Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian lari lari kesana kemari seperti tadi. Apa ada yang aneh dengan tampang cakep saya?” Eh?? Cakep? Ga salah tuh Pak?

“Abis bapak datangnya tiba – tiba sih. Kan serem.... -_-“ Kata Cinda.

“Kalian fikir saya hantu?” Kata Pak Duta lagi.

“Ya begitulah..” Kata Bastian dengan suara kecil. Nyari mati lu Bas. -_-

“Siapa tadi yang bilang???!!! SIAPA?????!!!” Kata Pak Duta dengan nada rocker. “Uhuk uhuk.” Tuh kan pak, udah tau udah tua, jaga kesehatan dong pak.

“Pak hati - hati pak. Marah – marahnya nyantai aja pak. Kita masih bisa denger suara bapak kok pak.” Kata Riko.

“Ya oloh....” Kata Pak Duta menepuk keningnya. 'Maklumlah anak – anak 8e. 1 tahun lagi, Duta. Santai..' Batin Pak Duta.

***

Muncul sebuah bola basket menuju ke arah CSF dan menyambar kepala Devi.
“Awww sakit begok. Siapa sih yang ngelempar? Kalo punya bola basket masukinnya ke ring basket dong, jangan nyambar ke kepala gue! Sejak kapan kepala gue beralih fungsi jadi ring basket?!” Kata Devi marah – marah.

“Aduh, maaf - maaf Dev. Gua kagak sengaja.” Kata cowok dengan penampilan keren itu. Dia anak tim basket yang baru terbentuk yaitu tim basket SUPER. Tim baket SUPER tersebut sangat akrab dengan tim basket PerBoys. Sebenarnya Devi naksir ama cowok itu, tapi cowok itu selalu saja gagal untuk Devi deketin. NB: CSF udah tau kalo Devi naksir dia.

“Lu ternyata. Kalo mau ngelempar bola liat – liat dong. Sakit tau...” Kata Devi sambil memgang kepalanya yang terkena bola.

“Lu sih Deva, kalo main basket jangan ngasal lempar dong.” Bela Manda.

“Iya – iya gue minta maaf. Kan gue gak sengaja.”

“Udah udah. Gue maafin kali ini. Awas kalo lu ulangin lagi.”

“Tuh, denger Deva.” Kata Della.

“Iya deh. Sorry ya. Eh, ntar di kantin ya.” Kata Deva sambil memberi kode ke Devi. Ciee Devi. Udah gede ya. Berasa ada yng aneh gitu, gue ngejek gue sendiri -,-

“Cieeeee. Apaan ya maksudnya.” Ejek anak – anak CSF.

“Dih, kalian.. Biasa aja kali.” Pipi Devi langsung berubah warna menjadi pink -_-. “Hmmmm...kantin? maksudnya Deva apa ya? Hihihi...” Kata Devi dalam hati.

Dikelas....
“Eh, tau gak lo?” Tanya Mirandha singkat.

“Gak. Kan lo belum ngasi tau...” Kata Shilla dengan dodol garutnya yang udah mulai ngacir dikepalanya.

“Ckckckckck, belum selesai gue ngomong Shill....”

“Ohh, yaudah. Diselesain aja..” Kata Shilla singkat merasa tak bersalah.

“Hoho, bener juga lu...” Ternyata kali ini Mirandha telah ketularan penyakit Shilla. “Itu loh.....Jus....”

“Justin Bieber! Gue tau Mir... Iya kan?” Dih, sok tau banget ya Shilla.

“Sok tau lu! Orang mau bilang Jus Apel.” Nah loh? Ada apa dengan jus apel?

“Hah? Jus apel? Ngapain kita gosipin jus apel?? Jus apel pacaran sama jus jeruk? Atau jus apel selingkuh sama jus tomat? Emang lagi heboh ya? Hmm. Kok gue ga liat ada jus apel di TV.” Huft, maklum deh Shilla.

“GUBRAK! Ya ampuun neng, sejak kapan jus apel bisa pacaran? Lu pikir jus apel hidup kayak kita? Dasaaarrrr otak dodol...” Kata Mirandha menoyor jidat Shilla.

“Dodol? Lu pikir kepala gue toko oleh – oleh? Kepala lu tuh pasar loak.”

“Astaga.....”

To be continue......

Thursday, 25 February 2010

Brothers On 3 And Three Angels Part. 3

Mav lama nunggu.......
Lagi males ngepost nih. Abis ceritanya jelek.
Langsung aja ea.....

Esoknya.....disekolah..
“Apakah semua sudah berkumpul?” Tanya Bu Okky didepan murid2nya. “Sudahh..........” Jawab anak2 kompak. “Ya sudah kalau begitu, nanti disana akan ada 3 buah bis yang akan menampung kita untuk pergi ke hutan green greeny.” Semua anak2 menoleh ketempak yang dituju. “Bu.....!!! Ntar masuknya bebas ya bu?? Bukan satu bis isinya cowok semua atau sebaliknya?” Tanya gabriel. ‘Oh, iya. Nanti kalian masuknya bebas. tidak mesti satu bis cowok semua atau sebaliknya.” Semua lagi2 membulatkan bibir. Tiba2 datang 3 buah bis bersamaan. Itu adalah bis mereka. “Nah, anak2 sepertinya bis kita sudah datang. Silahkan mencari tempat duduk kalian.” Perintah Bu Okky. Semua bubar seperti semut. “Via sini...” Kata Oik. “Aku dimana??” Kata Shilla berusaha mencari tempat duduk yang masih kosong. Sementara itu Cakka berusa memenuhi tempat duduk disebelahnya yang masih kosong. Bu Ucci pun masuk kedalam bi situ. “Shilla, kenapa kamu masih berdiri?” Tanya Bu Ucci. “Saya belum dapat kursi bu.” Jawab shilla. Bu Ucci mencari tempat duduk yang masih kosong di dalam bi situ. “Itu masih ada kursi.” Bu Ucci nampak menunjuk kursi disamping Cakka. “Ha??? Jangan disitu dong bu...saya rela pindah ke bis lain daripada saya duduk disitu bu.” Kata Shilla dengan muka kusut. “Siapa juga yang mau duduk sama kamu.” Cakka ikutan kusut juga mukanya. “Kalian itu kok malah kelahi sih?? Kalian liat tuh, bis2 yang lain udah pada berangkat. Apa kalian mau campingnya dibatalin?” Bu Ucci geleng2 kepala. “Ya ngga lah buu....” Jawab Cakka dan Shilla kompak. “Udah Shill, Cak....nurut aja..” Ucap Obiet yang duduk didepan kursi Cakka bersama Irsyad. “Iya tuh...kalian nurut aja....dari pada campingnya dibatalin...” Ancam Dayat. “Kalau kamu mau, kamu bisa duduk disamping aku kok Shill.” tutur Riko. “Hee....makasih...tapi aku ngga niat.” Jawab Shilla. “Ya udah, kamu tunggu apalagi Shilla, ayo duduk di samping Cakka. Dan Cakka, sinkirin tas kamu itu dari kursi yang ada disamping kamu.” Ucap Bu Ucci. Terpaksa Shilla duduk dikursi itu dan Cakka segera menyingkirkan Tas hijaunya itu dengan terpaksa juga. “Terpaksa tau duduk disini!” kata Shilla sambil duduk. “Aku juga terpaksa ngerelain kamu untuk duduk disini! Kalau ngga Bu Ucci yang suruh, aku mana mau.” Kata Cakka dengan volume suara yang minim. “Ya sudah....pak supir. Lets go...” Kata Bu Uci sambil duduk didepan, tepatnya disebelah Pak Supir.
###
Sesampai di hutan Green Greeny....
Anaka2 idola cilik’s school tampak kegirangan. Terutama Cakka dan Shilla. karena mereka udah kebelet pengen jauh2. Sebelum semua memasuki tenda, Pak Duta tampak memeberikan pengarahan dan peringatan. ‘Anaka2....nanti didalam hutan, sudah ada tenda yang didirikan. Minimal didalam tenda disi oleh 3 orang, dan maksimal 5 orang. Paham???” Terang Pak Duta. “Pahammm.....” Kata seluruh anak2 Idola cilik school kompak. “Setelah itu, kalian tidak boleh keluar sari area percampingan, dan kalian harus menaati aturan yang telah dibuat, lalu kalian juga harus mematuhi jadwal yang telah dicantumkan. Untuk handphone, bapak perbolehkan kalian untuk membawanya. karena siapa tau saja nanti ada yang tersesat, jadi kalian bisa menghubungi orang untuk meminta pertolongan.” Tutur Pak Duta. “Asyikkk.....” Sorak anak2 kompak. “Tapi.....tapi kalau ada handphone yang hilang atau segala macem, itu bukan tanggung jawab bapak atau pihak2 sekolah lainnya. Sekali lagi kalian paham???” Tanya Pak Duta meyakinkan. “Paham.....” “Kalau kalian benar2 paham. Sekarang kalian balik kanan, bubar. Pergi ke percampingan” Semua anak2 bubar dan semua tampak ceria.
###
Sesampai dipercampingan....
“Obiet, Irsyad....kita ditenda itu aja yuk. Soalnya tendanya deket sama tenda cewek2.” Cakka nyengir. “Ayoo.....” Jawab Irsyad dan Obiet semangat. “Wah, tendanya muat ngga ya buat kita?” Tanya Irsyad. “Ya muat lah syad....” Jawab Obiet. “Cukup gede buat kita bertiga....” Kata Cakka. “Iaya...iya....” Kata Obiet nyambung. “Eh, aku ditengah ya bobo’nya.....” Kata Irsyad. “Iya.....aku dikiri aja.” Jawab Obiet. “Yo wess....aku dikanan. Daripada ditengah, kata orang sih cepet mati...hehe...” Cakka nyengir. “Cakkaa..........” Irsyad shock.
Sementara itu dengan 3angels....
“Kayaknya tenda yang itu masih kosong deh Shill...” Kata Via menunjuk ketenda yang ngga mereka ketahui ternyata tenda mereka bersebelahan dengan tenda BO3. “Iya tuh....sekalian, kita bisa deket2 cowok...hehe...” Kata Shilla kecentilan. “Yuk kita masuk....” Ajak Oik. 3angels berlari ke tenda itu. “Wah....agak luas ya....” Kata Oik. “Luas apanya.....masih gedean juga kamar aku daripada tenda ini.” Kata Shilla bersungut2. “Ya iyalah Shilla....emang kamu fikir kita mau nginap di Villa atau Hotel?” Tutur Via heran. “Tau tuh Shilla....” Jawab Oik juga heran. Seharian itu mereka menjalankan aktifitas yang telah ditentukan dan dipimpin oleh Cakka dan Shilla. Ketika malam hari, tepatnya ketika malam api unggun, ternyata ada 2 orang murid yang kabur yaitu Iyan dan Osha. Yang kabur karena pacaran. Hal itu baru tersadari oleh Shilla. Karena takut dimarahi oleh guru2, Dia pergi meminta izin dengan alas an mau ngambil sesuatu. Dan ia pun pergi membawa senter. Hal itu ternyata juga baru tersadar dibenak Cakka. Sama dengan Shilla, dia juga meminta izin kepada Pak Dave dengan alas an yang sama dengan Shilla. Shilla telah mencoba menghubungi Osha tapi handphonenya mati. Begitu juga dengan Cakka. Ternyata ditengah2 hutan itu secara ngga sengaja Cakka yang menabrak Shilla. Hampir aja Shilla teriak. Tapi mulutnya tertutup oleh tangan Cakka.”Tenang2....kamu ngapain kesini?” Ucap Cakka pelan. “Aku?? Suka2 aku dong...emang kenapa? Kmau sendiri ngapain kesini? Pasti ngikutin aku ya??” Kata Shilla narsis. “Enak aja ngikutin kamu.....buat apa? Sebenarnya sih aku disini nyariin Iyan. Tiba2 aja dia nghilang.” Tutur Cakka. “Ha?? Sebenarnya aku juga lagi nyariin Osha sih. Abis dia ngilang gitu aja waktu malam api unggun.” Shilla berusaha baik pada Cakka. “Ya udah....kita sama2 aja nyariin mereka” Kata Cakka. “Ha??? Sama kamu??? Aku ngga salah denger?” Jawab Shilla. “Kamu fikir aku bilang gitu kekamu karena aku suka sama kamu? Ya ngga lah....siapa juga yang mau sama kamu....lagipula Iyan dan Osha itu kan pacaran. Mungkin mereka kabur untuk mojok berdua kali....” Ucap Cakka. “Kamu ada benernya juga sih, tapi kamu udah ngecek tenda Osha dan Iyan ngga??” Tanya Shilla. “Udah, tapi mereka yang ngga ada...” Jawab Cakka simple. Sementara itu Pak Dave keheranan melihat Cakka dan Shilla yang sudah lama perginya tappi ngga kembali2. Tapi hal itu terlupakan oleh Pak Dave karena ia sibuk dandan. Setelah berpuluh2 menit mereka tak jua menemukan Iyan dan Osha.”Aduhh.....Iyan dan Osha mana??? Iyan........Osha........” Teriak Shilla. “Iyann..........Oshaa...........” Teriak Cakka. Hal it uterus mereka lakukan berulang2. Hingga jam 10 malam mereka tak juga menemukan mereka. Sementara itu Guru2 dan murid2 pada bingung mereka ada dimana. “Apakah kalian tadi ada melihat mereka berdua??” Tanya Bu Ira. “Ngaa ada buu....” Kata murid2 ikutan bingung. Mereka sibuk mengobrol sana sini mennyakan hal tersebut. “Ehmm......tadi sebenarnya sih mereka ada izin ke saya bu....katanya minta izin ke tenda untuk mengambil sesuatu. Ya saya izinin buu....” Kata Pak dave dengan gaya kemayunya. “Mereka ngga bilang apa2 lagi selain itu?” Tanya Bu Ira lagi. “Ngga ada buu......” Jawab Pak dave. Ternyata anak2 juga baru sadar kalau Iyan dan Osha juga menghilang. “Bu! Menurut pengamatan saya.... Iyan dan Osha juga ikutan hilang bu...” Teriak Angel. “Aduh....gimana ini. Ada 4 orang murid kita yang hilang...” Tutur Bu Ucci. semua menjadi panic dan berusaha untuk berpencar mencari mereka. Kembali ke Cakka dan Shilla. Saat mereka mencari Osha dan Iyan, Susana menjadi tambah gelap...burung hantupun makin terdengar suaranya. Suara jangkrik membuat hati mereka makin takut dan gelisah. Dan tiba2 terdengar bunyi suara anjing mengaung. Karena saking takutnya Shilla memeluk Cakka. Cakka kaget melihat Shilla memeluknya. “Cak, aku takut. Kita balik aja yuk.” Suara shilla terdengar gemeteran. “Udahh...jangan takut, itu cukman suara anjing aja kok...” Cakka berusaha mencari kesempatan dalam kesempitan. Shilla melepaskan pelukannya. “Eh, kamu jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya...” Kata Shilla memarahi Cakka. ‘Iyaa....iya......” Cakka hanya pasrah dimarahi Shilla. tiba2 terdengar suara orang lagi ngobrol di balik pohon. “Jangan...jangan....” Mereka langsung menghampiri balik pohon itu. “Kamu makin cantik ya kalau lagi gelap2an kayak gini.” Kata Iyan gombal. “Kamu bisa aja....” Muka Osha menjadi merah. “Nahh.....ketahuan ya kalian mojok disini” Kejut Shilla dan Cakka. “hehe.....” Iyan dan Osha nyengir. Kembali ke murid2 dan guru2 yang tengah sibuk mencari mereka. Mereka sudah kelelahan mencari Shilla, Cakka, Iyan, dan Osha. Akhirnya mereka sepakat untuk kembali ke percampingan, mereka kembali berkumpul ke “Pake nyengir segala lagi.” Kata Cakka. “Pliss jangan marahin kami.” Iyan memohon. “Siapa yang ngga marah kalau kaliannya bandel kayak gini, kalian tau ngga hampir aja kami berdua dimarahin sama guru2 kalau kami ngga nemuin kalian disini.” Shilla ngedumel. “Iya tuh....makanya kalau pacaran ngga usah disini, lebih baik pas pulang dari camping!” Cakka ikut ngedumel. “Iya deh...kami ngaku kami salah...tapi jangan marah lagi dong....” Osha merayu Cakka dan Shilla. “ya udah....karena kita berdua udah lama nyariin kalian, terpaksa kita mesti balik. Takutnya ntar anak2 pada nyariin kita lagi.” kata Cakka. “Iya....iya....” Osha dan Iyan segera angkat dari tempat duduk mereka. Mereka berempat akhirnya kembali ke percampingan. Shilla tiba2 berhenti karena gelangnya jatuh. Shilla berusaha mencarinya sampai2 ia ditinggal oleh yang lain. “Shilla mana ya??” batin Cakka. “Kayaknya Shilla ketinggalan dibelakang deh....kalain duluan aja ya, soalnya percampingannya udah deket tuh! Aku mau cari Shilla dulu.” Tiba2 aja Cakka perhatian ke Shilla. “Shilll, kamu ngapain disitu?” Tanya Cakka. “Ini, gelang aku jatuh...bantuin cariin dong.” Shilla juga tiba2 baik terhadap Cakka. “Kenapa aku tiba2 baik ya ke Cakka?” Batin Shilla. “Aku kenapa tiba2 perhatian gini ke Shilla?” Batin Cakka. Ternyata mereka berdua sama2 merasa aneh dengan dirinya masing2. Sementara itu....Osa dan Iyan telah datang ke percampingan.


Bagi yang punya saran ato kritikan untuk cerita ini.
^Don’t forget to comment^