Monday 25 January 2010

Brothers On 3 And Three Angels Part. 2

Waktunya Istirahat...
Three angels pergi kekantin tempat biasa mereka nongkrong and nangkring (sama apa beda nih?), yaitu di kantin Bu Anti. Sama halnya dengan BO3, mereka juga pergi kekantin yang sama, karena hanya dikantin itu tempat yang paling komplit untuk nongkrong and nangkring. Ternyata eh...ternyata..meja khusus 3angels and BO3 deketan dan cuma di batasin 1 meja doang. Sehingga kayaknya pertarungan akan berlangsung sengit.

“Ehh..liat tuh Via..BO3! Sok kecakepan banget sih...!” Oik menyenggol sikut Via. Via pun menengok ke arah meja BO3.
“Ihh....mereka fikir mereka manis apa? Asal mereka tau..yang manis itu cuman Obiet!” Tutur Via sambil menengok BO3 khususnya Obiet.
“Tau tuh...yang cakep itu cuman Cakka doang.” Oik nyambung. Bukannya ngomongin rencana untuk ngerjain mereka, eh...Via dan Oik malah muji2 Cakka dan Obiet.
“Menurut kamu Shill...cakepan Cakka atau Obiet?” Tanya Oik.
“Menurut aku sih...kayaknya cuman Obiet seorang deh yang keren.” Jawab Via.
“Aku kan nanya Shilla...kok kamu sih yang jawab?” Ucap Oik kesal. Ternyata daritadi Shilla ngga peduliin omongan Oik dan Via, Shilla malah sibuk nyariin Bu Anti untuk mesen makanan.
'Ahh...daripada aku nyariin Bu Anti, mendingan aku suruh Ourel aja ahh...' Batin Shilla.
“Ourel! Sini deh!” Dengan segera dan dengan tekun mematuhi peraturan terutama dalam sekolah yaitu senior adalah majikan, Ourel adik kelas Shilla itupun menghampiri Shilla.
“Ada apa Kak Shilla?” Tanya Ourel polos.
“Huyyy...kalian mau pesen apa?” Tanya Shilla.
“Jadi...daritadi kamu ngga denger omongan kami Shill??” Kata Via melotot.
“Emang kalian pada ngomong apaan?” kata Shilla ngga tau apa - apa. Oik dan Via sweetdrop dan nyaris merencanakan sesuatu untuk menghabisi temannya yang satu itu. Mungkin bakal dicincang? Direbus? Atau dipanggang? Sadis banget *salahgenrecerita. Tapi semua rencana itu batal karna bunyi gemuruh didalam perut mereka berdemo ria.
“Udah ahh...aku pesen Bakso sama es Teh aja...” Kata Oik menggaruk - garuk kepalanya.
“Kok Es Teh?? Underclass banget minumannya?” Shilla malah berkomen.
“Aduhh...pake komen - komen lagi. Pesen ajaa sono..” Kata Oik.
“Ya udah, ngga usah marah - marah bisa kali. Kalau kamu Via?” Tanya Shilla.
“Aku Bakso sama Jus Apel aja..” Kata Via. Sementara Ourel yang daritadi udah lama berdiri kayak Bu Anti nunggu pesenan 3angels.
“Ehmm.....sebenarnya kak Shilla manggil Ourel kesini untuk apa ya?” Kata Ourel bingung.
“Tolong pesenin kita Bakso 3 mangkuk sama jus apel 2, trus Ice Tea 1 ya....” Ourel ternganga.
“Ice Tea?? Aku kan pesennya Teh es, bukan Ice Tea.” Oik protes.
“Aduhh...cerewet amat sih...biar kerenan dikit kali, Ik..” tutur Shilla.
“Hmm...tapi Ourel kan bukan Bu Anti kak. Mendingan kakak pesen sama Bu Antinya sendirinya aja yaa...” Ourel malah protes. Melihat yayangnya Bastian, Si Ourel berdiri bak Bu Anti di hadapan 3angels, Bastian menghampii yayangnya itu.
“Protes aja sih. Udah pesen sana! Kamu mau kita cuekin?” kata Via mengeluarkan jurus senioritasnya.
“Iya tuh....ntar ngga kita kasi coklat lagi....” Oik membujuk Ourel denagn mengeluarkan coklat kesukaan Ourel.
“Nih uang sama coklatnya. Pergi sono!” Terpaksa Ourel mejalankan perintah 3angels demi coklat.
“By the way, kamu ngga pergi meeting OSIS Shill??” Tanya Oik.
“Aduh...aku pusing sama yang gituan!” Jawab Shilla simple.
Sementara itu....
“Ada apa Ourelku sayang? Perlu bantuan?” kata Bastian sok perhatian.
“Perlu! Nih kamu pesenin bakso 3 mangkuk sama Jus Apel 2 trus Es Teh 1!” Ourel malah memerintah pacarnya itu.
“Banyak banget pesenannya. Emang Ourel mampu makan semuanya?” Tanya Bastian.
“Bukan Ourel, tapi kakak - kakak 3angels.” Kata Ourel pelan.
“Ohh mereka... Beraninya merintah Ourel! Sini Bastian tindas.” Bastian sok jagoan.
“Emang berani?” Tantang Ourel.
"Berani dong!" Kata Bastian dengan dada yang dibusungkan sejauh 1 meter. Ourel mendecih. Bastian melihat perlahan ke arah 3angels dengan teknik slow motion. Dipandangan Bastian, 3angels bagaikan 3 red queen. Barometer keberanian Bastian menjadi kuning seketika.
“Ngga deh. Hehe” Bastian nyengir.
“Udah sana! Pesenin! Ntar mereka marah lagi!”
“Yoo wess...Bastian pesenin. Buat Ourel apa sih yang ngga?” Gombal Bastian sebelum dia melaksanakan tugas negaranya *yaelah.
***
Sementara itu diruang OSIS, terlihat Zahra sang ketua OSIS mulai mendiskusikan masalah yang kira - kira akan terjadi pada saat camping. Terlihat juga anggota -anggotanya yaitu Riko, Gabriel, Cahya, Gita, Dayat, Kiki, Debo, Patton, Siti, Agni, Rahmi, beberapa murid lain dan Pak Duta sang pembina OSIS. Sebenarnya Shilla dan Cakka juga termasuk dalam kepanitiaan, tapi seperti biasa, lagi - lagi Cakka dan Shilla bolos ikut meeting OSIS.
“Jadi selanjutnya apa masalah yang kira - kira bakal terjadi kawan - kawan?” Tanya Zahra..
“Saya!" Kata Riko sambil mengangkat tangan. Zahra mengangguk tanda mempersilahkan Riko berbicara.
"Murid kelas 1 dan 2 itu kan lumayan banyak, jadi kemungkinan kita bakal susah tuh ngehandle nya ntar.” Kata Riko.
“Betul. Tapi jumlah siswa yang terdaftar hingga saat ini hanya 75 orang saja. Sisanya tidak mengikuti kegiatan ini dikarenakan ada yang tidak diizinkan orangtuanya dan ada juga yang memberikan alasan karena sakit. Maklum, sekarang kan musim sakit flu babi.” Terang Rahmi, ketua divisi pendaftaran. Semua menatap Rahmi heran.
“Emang di Indonesia udah ada yang tertular penyakit flu babi?” Kata Agni si cewek tomboy.
“Ehhh.. ngga tau juga sih? Tapi kayaknya ngga ada deh...hehe. Bercanda doang.” Rahmi malah nyengir.
“Tapi kalau cuman 75 orang mungkin bisa kita atur deh. Apalagi kalau ada Cakka dan Shilla. Soalnya ngga bakalan ada yang berani nentang mereka..” Celetuk Gita.
"Kalau masalah ngehandle siswa, kami guru - guru pasti berperan besar dalam bagian itu. Karna kami adalah penanggung jawab kegiatan ini. Jadi anak - anak, tidak perlu terlalu memusingkan masalah ini. Kalian cukup membuat konsep keamanannya saja." Kata Pak Duta bijak. Semua mengangguk senang.
Rapat pun diakhiri setelah dirasa agenda rapat mereka hari itu selesai. Walaupun rapat sudah berakhir, ruangan OSIS itu masih dipenuhi oleh panitia camping.
"By the way, Shilla sama Cakka kemana ya?” Kata Cahya sambil.
“Mereka ngga ikut meeting lagi.” Tutur Kiki.
“Maklum deh, mereka itu kan jarang ikut meeting OSIS! Palingan cuman nampang muka doang.” Celetuk Siti, yang sama tomboynya dengan Agni.
“Tau tuh mereka...” Debo ikut -ikutan.
“Biarpun gitu, mereka juga kan ada gunanya, apalagi Shilla.” Kata Riko membela Shilla Gabriel memutar bola matanya.
“Tau deh yang naksir Shilla..” Kata Gabriel.
“Tapi Riko juga ada benernya sih, mereka juga ada gunanya. Contohnya kita sering pakai mereka untuk memimpin anak - anak. Pasti bakal tertib dah” Celetuk Dayat.
“Benar juga tuh Dayat. Masukin aja mereka ke divisi keamanan." Kata Zahra.
“Aku boleh ikutan bantuin Cakka ngga?” Kata Gita centil.
“Aku juga pengen bantuin Shilla mimpin. Kan kasian kalau dia kecapean ngurusin anak - anak.” Ucap Riko dengan mata berbinar - binar.
"Huuu... Dasar kalian berdua!" Sorak anak - anak.
***
Esok harinya..
Dikamar serba cowok yang luas itu, terlihat Cakka sedang sibuk menyiapkan baju yang akan dia bawa pada waktu camping nanti.
Sretttt.
 “Siaappp!! Beres semuanya..” Tampaknya Cakka telah membereskan apa yang diperlukannya nanti.

Persahabatan bagai kepompong,
mengubah ulat menjadi kupu - kupu..

Handphone Cakka berdering. Dengan segera Cakka mengambil smartphonenya itu.
'Ify? Ngapain dia nelfon aku?' Tutur Cakka dalam hati, sembari langsung menerima telfon tersebut
 “Haloo...”
'Haloo... Cakka, tadi Zahra titip pesen ke aku, dia bilang kamu masuk ke dalam divisi keamanan, tugasnya memimpin anak - anak cowok selama camping.”
“Ohh. Cuma itu. Kirain mau dimarahin lagi gara - gara ngga ikut meeting OSIS.”
“Kamu ngga ikut meeting lagi?”
“Iya, kenapa?”
“Cakka.. Cakka..dari dulu ngga pernah berubah ya?” Kata Ify dengan nada herannya. Mengingat dulu Ify pernah menjadi pacar Cakka, sehingga ia mengenal sifat - sifat Cakka.
“Hehe. Kamu masih ingat aja sifat aku.”
“Ya masih lah.. Sifat kamu itu susah dilupain tau. Anak bandel yang tingkat senioritasnya tinggi tapi narsisnya gak tertolong.” Kata Ify. Cakka tertawa kecil.
"Hehe. Jangan - jangan kamu masih suka lagi sama aku.”
“Tuh kan.. Baru aja aku bilang. Sifat kamu yang narsis itu lho. Haha. Udah ya Cak, aku masih banyak kerjaan.”
“Oh yaudah..”
“Da...”
"Iya."
***
Sementara itu.......
“Via, semua makanannya udah siap kan?” Tanya Shilla.
“Siapp!” Jawab Via mantap.
“Kalau alat - alat dandan?” Tanya Oik. Shilla mendengus. Agak susah memaklumi sifat suka berdandan sahabatnya yang satu itu. Mau camping aja bawa alat - alat dandan.
“Udah dong." Jawab Via lagi.
"Alat - alat mandi?” Tanya Shilla kepada Oik.
“Sipp.” Jawab Oik. Three angels udah siap semua nih.

Persahabatan bagai kepompong,
mengubah ulat menjadi kupu - kupu..

Nada dering yang sama dengan Cakka terdengar dari smartphone Shilla.
“Halo.." Sapa Shilla.
"Halo.." Sapa seseorang dibalik telepon.
"Kenapa Irva?”
“Shill, tadi Zahra titip pesen ke aku dan Ify, dia bilang kamu sama Cakka masuk ke divisi keamanan.” “Maksudnya berdua gitu?!” Shilla shock. Bisa kiamat dunia kalau dia sama Cakka tugas berdua, pikirnya.
“Ya ngga..maksudnya kamu yang mimpin anak - anak cewek dan Cakka mimpin anak - anak cowok.” Terang Irva.
“Oh, syukur deh kalau gitu.”
“Kamu bisa kan mimpin anak - anak?”
“Bisa dong. Kalau masalah mimpin memimpin sih gampang.” Kata Shilla menyentil ujung jarinya.
“Oke. Aku percaya deh sama kamu. Tapi kamu juga yang tanggung jawab kalau ada apa - apa sama anak - anak cewek ya.”
“Oke. It’s easy!”
“Oke deh kalau gitu. Udah ya Shil. Bye.”
"Bye."

Shilla menaruh kembali smartphone nya diatas meja belajar.
“Siapa Shill?” Tanya Via.
“Irva, katanya aku dimasukin ke dalam divisi kemanan, mimpin anak - anak cewek.” Jawab Shilla santai. “Oh gitu..” Jawab Via. Dengan potensi senioritasnya Shilla, Via percaya Shilla mampu mengemban tugasnya.
“By the way, kalian jangan lupa bawa baju secukupnya aja ya. Dan jangan bawa baju yang ribet - ribet.” Saran Shilla.
“Oke. Tinggal suruh Ma’e bawain bajunya kesini aja lagi.” Jawab Oik.
“Aku juga udah siap, tinggal telfon Mamaku aja.” Kata Via nyambung.
“So..kalian jadikan nginap disini?” Tanya Shilla.
“Jadi dong.....” Kata Via dan Oik kompak. Shilla tersenyum senang.

To be continue...

No comments:

Post a Comment

I accept all kind of comments (including flame). I need your opinion about my works, so I'll better than this time. Don't forget to comment, guys :)