Impian adalah suatu hal yang ingin kita gapai.
Impian hadir ketika jalan pikiran kita terbuka untuk suatu hal yang positif,
dan mutlaknya kita pasti selalu ingin menggapai impian itu. Impian bersinar
seperti bintang ketika kelam mengelilinginya. Kalian tau? Bintang kami
berdekatan, meskipun berbeda walau serupa. Ketika semesta impian mempertemukan
kami, disinilah awal mula persahabatan kami dimulai….
Matahari bersinar
lagi, Ia memang tak pernah terlambat untuk hadir. Sama seperti waktu. Atau
memang matahari-lah waktunya. Sinar kuning keemasan dari sang raja cahaya itu menerangi
Don Bosco High School dengan cerah. Don Bosco High School yang notabenenya
adalah SMA Don Bosco, sekolah tingkat menengah atas yang dikelilingi warna
hijau disana sini pagi ini tampak lebih ceria. Murid - murid berseragam putih
abu – abu berdatangan dengan wajah ceria yang semakin membuat sekolah ini
terasa lebih beraura semangat. Jika kita memasuki gerbang yang langsung menuju
koridor perbatasan kelas 10C dan 10D, kita bisa melihat banyak murid berlalu
lalang. Ada yang datang dan pergi. Dikoridor itu juga tampak seorang siswa yang
juga berseragam putih abu – abu sedang bersandar dengan santainya di mading
samping koridor. Sepertinya sedang menunggu seseorang.
“Hoi fey, ngapain
lo disini?” Sambar seorang gadis berambut panjang dan lurus tiba – tiba. Fey,
alias Felik Yudha yang disambar menampakan muka sok kerennya setelah agak
dikagetin dengan kedatangan gadis itu.
“Hehe. Aku kan
nunggu kamu.” Ucap Fey nyengir. Gadis itu mengerutkan alisnya. Ia tau sifat
temannya yang satu ini.
“Jangan bohong lo.
Lo nunggu gebetan baru kan? Hayo ngaku deh?!” Goda gadis itu agar Fey mau
mengaku.
“Iya... Kan kamu
gebetan barunya, Sis. Hehehe” Goda Fey balik masih dengan cengirannya.
“Ah, dasar lo
Fey. Tetap aja nggak mau ngaku. Yaudah, gue ke kelas dulu. Lima belas menit
lagi masuk nih. Selamat menunggu.” Ucap gadis yang bernama Siska itu langsung
melengos pergi ke kelasnya 12 IPA. Fey masih tetap nyengir sambil meneriakkan candaan
yang dihiraukan Siska. Memang sudah takdirnya memiliki hobi menjaili orang –
orang, gak bisa diam, dan tentunya suka menggoda teman – temannya.
***
Sementara itu, di
depan kelas 12 IPA, gadis yang berambut tomboy sedang bertingkah dengan gaya cengar
cengirnya.
“Bentar lagi
masuk woi!! Masuk masuk!” Teriak gadis itu kepada murid – murid yang masih
berlalu lalang di depan koridor kelas 12 IPA, ada juga siswa siswi yang masih
memarkirkan motornya di halaman depan kelas 12. Sehingga murid – murid yang masih
berlalu lalang itu segera bergegas menuju kelas masing – masing. Semenit
kemudian bel masuk pun berbunyi.
“Hampir
terlambat. Hahahaa” Kata seorang siswa dengan rambut ikal yang baru datang
tepat 10 detik setelah bel berbunyi. Ya tetap saja namanya terlambat kan. Tetapi
karena guru belum masuk, maka siswa itu selamat dari hukuman. Apalagi setelah
ini pelajaran matematika.
“Cepetan masuk
woy Marcel! Mumpung Bu Imel belum datang.” Teriak gadis berambut pendek itu.
“Iya iya, Neva.
Ini juga udah mau masuk gue.” Kata Marcel kepada gadis berambut pendek yang
bernama Neva itu. Lalu mereka berdua memasuki kelas.
“Hoy, hoy. PR
yang nomer ini lo udah belum?” Kata Marcel setelah duduk dikursinya sambil
seenaknya mencolek – colek bahu gadis berambut panjang yang duduk di depannya
–tepatnya diserong kiri depannya-. Si gadis yang merasa dipanggil menoleh.
“Belum..yang ini
susah tau. Gue ga dapet hasilnya.” Jawab gadis itu.
“Biarin aja ga
usah dikerjain. Ga dapet seratus juga ga apa, yang penting kan udah dikerjakan.
Hehehe.” Kata Neva yang duduk disamping Marcel nyengir. Si gadis yang berada
tepat didepannya ikutan nyengir.
“Iya juga. Kalau
yang ini sama ga hasilnya, Dev?” Tanya Marcel kepada gadis berambut panjang
yang ternyata bernama Devi itu.
“Iya, sama kok.”
Jawab Devi. Neva yang sedang memandang pintu langsung menggoyang – goyangkan
pundak Devi. Devi mengerutkan dahi tidak mengerti. Kalau dikomik – komik,
biasanya muncul 4 siku – siku dikening. Tidak jelas.
“Ibu – ibu.” Kata
Neva. Devi yang agak lambat reaksinya, beberapa detik kemudian baru berbalik
badan.
“Siap.” Kata
ketua kelas. Semua siswa siswi 12 IPA berdiri.
“Selamat pagi,
bu..” Ucap 12 IPA serentak.
“Ya, selamat
pagi….”